Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Taruna Merah Putih, Marianus Wilhelmus Lawe mengajak warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) agar tetap menjaga toleransi terkait rekaman berisi pernyataan yang menyinggung suku, agama, dan ras, diduga diucapkan oleh Yeskiel Loudoe, Ketua DPRD Kota Kupang.
Baca: Penanganan Covid-19 DKI Paling Buruk, Anies Tidak Jelas!
Marianus juga mengimbau agar warga tidak boleh terprovokasi dengan rekaman berdurasi satu menit lima detik itu. Menurutnya, Ketua DPRD Kota Kupang dari Partai PDI Perjuangan diminta untuk segera melakukan klarifikasi kepada publik," katanya, Minggu (30/5).
"Jika pernyataan itu benar adanya, Yeskiel Loudoe harus meminta maaf kepada masyarakat," ujar Marianus akrab disapa Lawe, pria asal Lamawolo, Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Kata dia, NTT itu miniaturnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terkenal dengan 'Nusa Tinggi Toleransi'. Jadi, tidak boleh terpecah belah dengan perbuatan oknum tertentu. Dirinya meminta agar pihak berwajib segera menyelesaikan masalah tersebut.
Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer) di Abu Dhabi, Uni Emirat itu menegaskan, nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945 harus diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
Lebih jauh Marianus juga selaku kader Partai PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa pernyataan diduga diucapkan oleh Ketua DPRD dari partai moncong putih itu sangat tidak dibenarkan, sebab, pernyataan itu mencederai ideologi Pancasila. Apalagi PDI Perjuangan itu merupakan partai nasionalis
Oleh karena itu, ia meminta DPD PDIP NTT dan DPP PDI Perjuangan harus menyikapi persoalan ini secara serius agar para kader tidak boleh mengucapkan pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan visi-misi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo," tandasnya.
Sebelumnya, beredar sebuah rekaman berdurasi satu menit lima detik di sosial media berisi pernyataan berbau suku, ras, dan agama diduga diucapkan oleh Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe dari Fraksi PDI Perjuangan.
“Jadi ini semua dari Flores ya lebih banyak orang Manggarai, agama pun Katolik. Jadi memberikan mosi tidak percaya kepada Yeskiel Loudoe agama Kristen Protestan,” kata suara pria dalam rekaman itu.
Pemilik suara itu mengatakan, orang yang bertanggung jawab dalam demonstrasi dan mosi tidak percaya itu ada enam orang dan seluruhnya beragama Katolik dari Pulau Flores.
Baca: 97.000 Data PNS Fiktif, Rifqi Karsayuda: Negara Dirampok!
“Yang bertanggung jawab dalam mosi ini, dalam demo ini ada enam orang sampai keseluruhannya beragama Katolik dari Flores, minta ketua DPRD untuk turun, Yeskiel Loudoe agama Kristen Protestan, supaya masyarakat tahu ya,” ujarnya.
“ Tapi saya perlu sampaikan bahwa ini yang bertanggung jawab dalam demo ini seluruhnya, hampir keseluruhannya orang Flores dan beragama Katolik untuk menjatuhkan Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe asal Rote agama Kristen Protestan,” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Ketua DPRD Yeskiel Loudoe belum memberikan konfirmasi.
Kontributor: Yogen.