Ikuti Kami

Sesuai Trisakti Bung Karno, Tuti Dukung Seni Lokal Drumblek

Kegiatan ini membuat warga antar RT, RW dan Kelurahan semakin guyub. Semuanya berlatih dan pentas bersama

Sesuai Trisakti Bung Karno, Tuti Dukung Seni Lokal Drumblek
Sejumlah personil Drumblek Asli Dempel

Jakarta, Gesuri.id - Berkepribadian dalam Kebudayaan, salah satu konsep Trisakti Bung Karno jarang jadi pembicaraan. Sementara, dua konsep lainnya: Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, kerap dijadikan obrolan di warung kopi hingga visi misi calon kepala daerah.

Ya, pembahasan tentang budaya nyaris tak terdengar di kalangan masyarakat pada umumnya. Mirisnya, sering kita menyaksikan kecintaan orang asing terhadap kebudayaan Indonesia yang beragam.

Demikian disampaikan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Tuti Nusandari Roosdiono, wakil rakyat Daerah Pemilihan Jawa Tengah I yang juga pegiat seni dan budaya.

Padahal, lanjut Tuti, istilah berkepribadian sangat tepat untuk menunjukkan kepedulian kita akan budaya asli Indonesia. 

"Dengan kata itu, Bung Karno mempertegas bahwa Indonesia adalah bagian dari dunia. Yang sudah seharusnya memiliki identitas pribadi yang hanya akan menjadi milik Indonesia, yaitu kebudayaannya," ungkap Tuti.

Beberapa hobi Tuti adalah melukis dan menari. Mencintai jati diri bangsa, budaya dan tradisi adalah prinsip hidup yang dipegang teguh dirinya.

Untuk itu, wujud pembuktian kecintaan dirinya pada seni dan budaya selain dengan meluangkan waktu untuk melukis, membina pertunjukan wayang orang, ia juga aktif membantu melestarikan drumblek, kesenian asli daerah asalnya yang juga Dapilnya di Salatiga.

"Selain membantu menyalurkan program pemerintah kepada masyarakat di Dapil berupa bantuan pembangunan maupun fisik seperti ambulance, alat pertanian (traktor), warga juga berharap agar saya membantu pengembangan kebudayaan warga desa setempat, seperti bantuan peralatan dan seragam grub drumblek desa," ungkap Tuti.

Diketahui, Drumblek adalah kesenian tradisional yang menggabungkan kesenian Perkusi, Musik, Parade / Karnaval, Marchingband / Drumband, Koreografi dan Mode / Kostum Unik. 

Kegiatan seni ini bermanfaat sebagai medium penyaluran minat bakat kalangan anak-anak, remaja, dewasa ke hal yang positif. Sehingga tidak mengarah ke kegiatan yang bersifat negatif dan menyimpang.

Perkusi kesenian tradisional Drumblek menggunakan barang bekas seperti tong bekas, blung / tempat air bekas, karet ban bekas untuk stick, yang dikombinasikan dengan peralatan musik modern seperti Balera, Pianika, Cymbal atau perkusi modern seperti Tam-tam dan Jimbe. 

Semua alat musik dari barang bekas dan alat musik tradisional seperti kentongan dan alat musik modern diberikan aransement Lagu Daerah, Lagu Nasional maupun Lagu Modern (Pop, Rock, Dangdut, Reggae/Ska).

Biasanya, kombinasi alat musik tersebut dikolaborasikan menjadi drumband untuk sebuah karnaval dan dipadukan dengan koreografi.

Grup D.A.D (Drumblek Asli Dempel) merupakan binaan Tuti Roosdiono. Didirikan tahun 2013, sebelum diselenggarakannya Karnaval 17 Agustus 2013 di Desa Candirejo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang.

"Geh Bu, nuwon kagem perhatianipun dan bantuanipun. Semoga ibu selalu diberi kesehatan keselamatan kesuksesan, dimudahkan segala urusan apapun. Aamiin," bunyi SMS salah seorang Pimpinan Drumblek Asli Dempel (DAD) yang ditunjukkan Tuti kepada Gesuri.id tak lama DAD yang disupportnya dari awal itu pentas di Taman Mini Indonesia Indah akhir pekan lalu. 

Tuti merasa perlu untuk menyupport penuh kreasi masyarakat di pedesaan yang begitu kreatif, dengan memanfaatkan barang bekas menjadi alat musik yang menyerupai alat yang biasa digunakan untuk marching band.

Kegiatan ini membuat warga antar RT, RW dan Kelurahan semakin guyub. Semuanya berlatih dan pentas bersama. 

"Ibu-ibunya juga saling bertukar ide berkreasi membuat berbagai macam kostum dengan keahlian berinovasi menambah aksesoris agar tampilannya lebih glamour, dan sebagainya," tutur Tuti.

Ia beranggapan, kreasi masyarakat pedesaan di Salatiga untuk berinovasi melahirkan seni musik bernama Drumblek ini patut diapresiasi.

"Di Jawa Tengah sendiri, kompetisi Drumblek sudah sering digelar. Dan animo masyarakat begitu besar," demikian Tuti.

Quote