Ikuti Kami

Stop Ijin Sriwijaya ! Jika Ada Masalah Maintenance

Hal itu harus dilakukan demi keselamatan masyarakat. 

Stop Ijin Sriwijaya ! Jika Ada Masalah Maintenance
Ilustrasi. Maskapai Sriwijaya Air.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Darmadi Durianto mendesak pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk menghentikan operasional Sriwijaya Air jika memang ditemukan adanya masalah di maintenance. Itu, lanjutnya, demi keselamatan masyarakat. 

Hal tersebut disampaikan Darmadi setelah dirinya mendapat laporan dan masukan dari berbagai pihak terkait adanya dugaan persoalan di internal Sriwijaya Air.

Baca: Legislator Dukung Garuda Grup Gugat Sriwijaya Air 

"Saya dapat laporan dan masukan dari masyarakat bahwa managemen Sriwijaya Air sedang tidak baik-baik saja saat ini terutama terkait maintenance. Tentu saja saya selaku wakil rakyat punya kewajiban untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat pengguna transportasi udara. Untuk itulah saya mendesak pemerintah menyetop operasional Sriwijaya Air demi keselamatan masyarakat, jika memang ada dugaan masalah di maintenance," tegas Bendahara Megawati Institute itu dalam keterangannya, Senin (30/9).

Berdasarkan laporan yang beredar, ungkapnya, ada sejumlah standar operasional prosedur (SOP) utamanya terkait maintenance pesawat yang ditetapkan pemerintah melalui peraturan menteri maupun undang-undang diduga tak dijalankan dengan baik oleh pihak maskapai Sriwijaya Air.

"Inikan bahaya kalau benar tidak mengikuti SOP. Jika terjadi kecelakaan misalnya, kan penumpang yang menanggung resikonya. Faktor keamanan dan keselamatan penumpang harusnya jadi prioritas bukan mikirin soal untung melulu itu maskapai mikirnya. Maintenance pesawat yang tidak benar jelas dapat berakibat fatal terhadap keamanan dan keselamatan para penumpang. Jadi bukan tanpa alasan saya mendesak pemerintah untuk menghentikan izin operasional mereka," tuturnya.

Menyikapi kondisi demikian, Anggota DPR RI periode 2019-2024 itupun mendesak pemerintah untuk secepatnya melakukan audit investigasi terhadap maskapai Sriwijaya Air.

"Pemerintah mesti melakukan antisipasi sejak dini sebelum terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan (kecelakaan). Pemerintah mesti investigasi secara menyeluruh terkait management operasional Sriwijaya Air," kata Legislator dari Dapil DKI Jakarta III itu.

Penjelasan Sriwijaya Air

Manajemen Sriwijaya Air menegaskan, hingga saat ini seluruh kegiatan operasional perusahan berjalan normal.

Meski begitu, operasi penerbangan tetap diawasi secara ketat oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Direktur Quality Safety and Security Sriwijaya Air Toto Soebandoro mengatakan surat rekomendasi berhenti operasi yang beredar di media merupakan masukan yang bersifat internal dan disampaikan kepada seluruh jajaran Top Management Sriwijaya Air dan NAM Air dengan maksud menghindari setop operasi.

“Pertama bahwa saya tidak pernah sama sekali membicarakan ini kepada pihak di luar perusahaan. Ini murni masukan yang hendak saya sampaikan dalam rapat managemen terkait temuan dan kondisi beberapa waktu yang lalu dan sifatnya kondisional saja,” ucap Toto dalam keterangannya, Senin (30/9).

Toto meyakini kini Sriwijaya Air dan NAM Air sudah dapat mengatasi permasalahan yang ada melalui Direktorat terkait.

Baca: Bersama Sriwijaya Air, Banyuwangi Bidik Wisatawan Tiongkok

“Kemarin Direktur Teknik pun sudah memberikan klarifikasi dan tanggapan atas temuan yang kami temukan. Kini semua sudah dapat diatasi dan Sriwijaya Air dan NAM Air dipastikan masih mengudara dibawah pengawasan DKPPU,” ujarnya.

Sebelumnya, beredar di kalangan media surat rekomendasi menghentikan operasional perusahaan untuk direksi Sriwijaya Air.

Rekomendasi itu tertuang dalam surat nomor 096/DV/INT/SJY/IX/2019 tertanggal 29 September 2019 yang ditulis oleh Direktur Keamanan Sriwijaya Air Toto Subandoro ke Plt. Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson I Jauwena.

"Kami merekomendasikan Sriwijaya Air menyatakan setop operasi dari inisiatif sendiri (perusahaan) atau mengurangkan operasional disesuaikan dengan kemampuan untuk beberapa hari ke depan, karena alasan safety," tulis surat tersebut.

Quote