Ikuti Kami

Wiwit Turun Lagi ke Lapangan, “Bupati Ngantor di Desa” Jepara Kini Tanpa Seremonial

Wiwit ingin memperkuat esensi program tersebut: menyerap aspirasi dan menuntaskan persoalan secara langsung.

Wiwit Turun Lagi ke Lapangan, “Bupati Ngantor di Desa” Jepara Kini Tanpa Seremonial
Bupati Jepara yang juga politisi PDI Perjuangan, Witiarso Utomo "ngantor" langsung di Gedung Serbaguna Desa Batealit pada hari Selasa, 24 Juni 2025 - Foto: Pemkab Jepara

Jepara, Gesuri.id — Bupati Jepara yang juga politisi PDI Perjuangan, Witiarso Utomo tak ingin sekadar duduk di balik meja kantor kabupaten. Ia kembali melanjutkan program Bupati Ngantor di Desa, sebuah agenda yang membawanya langsung turun ke tengah masyarakat untuk melihat persoalan dari dekat.

Rabu (15/10/2025), giliran Desa Kaligarang, Kecamatan Keling, menjadi lokasi perdana untuk tahap kedua program tersebut. Kali ini, konsepnya dibuat lebih sederhana, tanpa upacara penyambutan, tanpa tari-tarian, dan tanpa panggung seremonial.

“Besok kita mulai lagi Bupati Ngantor di Desa, tapi dengan pendekatan berbeda. Tidak banyak acara simbolik, kita langsung ke lapangan, ketemu warga, lihat permasalahan yang nyata,” ujar Bupati Wiwit, Senin (13/10/2025).

Program ini, yang sempat menjadi salah satu janji politik Wiwit dan Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar saat Pilkada 2024, memang mendapat banyak apresiasi pada pelaksanaan tahap pertama. Dari kunjungan ke sejumlah desa, pemerintah berhasil menginventarisasi ratusan usulan masyarakat yang langsung masuk dalam perencanaan pembangunan daerah.

Kali ini, Wiwit ingin memperkuat esensi program tersebut: menyerap aspirasi dan menuntaskan persoalan secara langsung.

“Kalau ada jalan rusak, kita lihat. Kalau ada fasilitas umum yang perlu perbaikan, kita catat dan tindaklanjuti. Kita ingin benar-benar hadir untuk rakyat,” tegasnya.

Data dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) menunjukkan, pada pelaksanaan tahap pertama, terdapat 369 usulan pembangunan dengan total nilai mencapai Rp 456,9 miliar. Sebagian besar sudah dijadwalkan dalam rencana pembangunan tahun 2025 hingga 2027.

Menariknya, selain usulan yang membutuhkan anggaran besar, terdapat pula 130 ide warga yang bisa ditindaklanjuti tanpa biaya, serta 232 lainnya yang masih dalam tahap inventarisasi.

Langkah Wiwit kembali ke desa-desa ini menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten tak ingin terjebak pada tumpukan laporan di atas meja. Ia ingin memastikan, setiap kebijakan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat paling bawah.

“Selama saya menjabat, saya ingin mengunjungi semua desa di Jepara,” tuturnya.

Dengan semangat itu, Bupati Ngantor di Desa bukan hanya sekadar program kerja, tetapi wujud nyata dari janji untuk menghadirkan kepemimpinan yang dekat, mendengar, dan bekerja langsung bersama rakyat.

Quote