Jakarta, Gesuri.id – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengimbau para pedagang agar tidak melakukan praktik mremo atau menaikkan harga secara berlebihan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 ini.
Menurutnya, di tengah upaya pemerintah dalam mengintervensi pasar, praktik tersebut justru berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi pedagang sendiri.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Marsinah Lebih Layak
Agustina menegaskan, pihaknya telah bergerak melakukan berbagai intervensi pasar melalui operasi pasar dan pemantauan harga secara rutin.
Intervensi ini tidak hanya dilakukan menjelang Nataru atau Lebaran, tetapi berjalan terus-menerus untuk menjaga stabilitas harga dan stok bahan pangan.
"Ya mungkin masih ada budaya mremo, tapi dengan informasi bahwa kita akan mengadakan operasi pasar, bahwa sekarang pemerintah provinsi sudah bergerak untuk mulai mengintervensi pasar, orang akan mremo, mikir. Karena barang dagangannya pasti akan mahal, kecuali terjadi kontraksi stok," jelas Agustina, Sabtu (14/12/2025).
Ia menjelaskan, tantangan utama Kota Semarang adalah ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain. Dari total kebutuhan pangan, Kota Semarang hanya mampu memenuhi sekitar 11 persen.
Sementara sisanya dipasok dari luar daerah. Kondisi tersebut membuat koordinasi lintas daerah dan provinsi dinilai penting, terutama untuk menjaga ketersediaan stok.
Baca: Ganjar dan Risma Pimpin PDI Perjuangan Distribusikan Bantuan
Pemerintah Kota Semarang, lanjut Agustina, telah mengikuti rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Jika ditemukan kendala stok atau lonjakan harga di pasar, menurutnya pemerintah provinsi siap melakukan intervensi langsung.
Sementara itu, Agustina bersama jajaran telah meninjau sejumlah pasar tradisional untuk memantau harga dan stok bahan pokok, seperti daging sapi, ayam, cabai, beras, bawang merah, bawang putih, hingga telur.
Dari hasil pantauan, kenaikan harga paling signifikan terjadi pada cabai dengan harga tertinggi mencapai Rp60.000 hingga Rp80.000/Kg.

















































































