Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng membuka pameran dan kontes tanaman hias di halaman parkir eks Wonderia, Jalan Sriwijaya, Tegalsari, Candisari, Minggu (16/11).
Gelaran yang menonjolkan dua tanaman primadona—anthurium dan aglaonema—ini akan berlangsung hingga 23 November dan menjadi salah satu agenda hortikultura terbesar di Kota Semarang tahun ini.
Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan
Agustina menekankan bahwa pameran tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga ruang pertemuan kreativitas, komunitas, dan peluang ekonomi bagi para penggiat tanaman hias.
“Ini bukan semata lomba. Ini wadah bertukar gagasan dan kesempatan menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Agustina menilai anthurium dan aglaonema memiliki pesona yang tidak hanya visual, tetapi juga filosofis. Anthurium dengan bentuk hati tegak dan warna merah cerah kerap dimaknai sebagai simbol semangat dan kemakmuran. Sementara aglaonema, yang populer dengan sebutan “sri rejeki”, diyakini membawa keberuntungan bagi pemiliknya.
Tingginya antusiasme peserta terlihat dari 527 pendaftar, terdiri atas 262 peserta kategori anthurium dan 265 peserta kategori aglaonema. Selain kontes, panitia menghadirkan 44 stan tanaman hias dari Semarang, Jawa Timur, hingga Kabupaten Sragen.
Agustina menyebut partisipasi luas itu menunjukkan bahwa Semarang mulai diakui sebagai tuan rumah potensial untuk pameran tanaman hias berskala besar. “Pameran seperti ini selalu punya gema ekonomi. Ia menggerakkan hobi, sekaligus pasar,” katanya.
Baca: Ganjar Tegaskan Mahasiswa Simbol Perlawanan
Ia juga menyinggung fenomena ledakan harga tanaman hias pada 2009–2011, ketika anthurium sempat mencapai harga fantastis hingga diburu sampai ke pekarangan warga. Menurutnya, fenomena itu menjadi pengingat bahwa potensi ekonomi tanaman hias tetap besar, terutama bagi konsumen berdaya beli tinggi.
Wali kota mendorong warga kembali menghadirkan tanaman hias di rumah masing-masing. Menurutnya, keindahan di halaman rumah akan terhubung dan memperkaya estetika kota secara keseluruhan. Ia berharap pameran tahun ini dapat mendorong lahirnya generasi baru pecinta tanaman, sebagaimana pameran bonsai sebelumnya yang berhasil memunculkan akademi bonsai dari proses transfer pengetahuan para juri dan pengamat.
Agustina optimistis pameran tanaman hias dapat digelar setiap tahun, menjadi kekuatan baru ekonomi kreatif, sekaligus mengukuhkan Semarang sebagai salah satu pusat hortikultura regional di Jawa Tengah.

















































































