Jakarta, Gesuri.id - Direktur Laboratorium Anti Korupsi Adnan Topan Husodo Kementerian Pertahanan menunjukkan dokumen pembatalan kontrak pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar.
Padahal, kata Adnan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebelumnya menyatakan kontrak pembelian itu ditunda, bukan dibatalkan.
Baca: Ternyata Ini Zodiak Ganjar Pranowo, Berikut Karakternya
"Pernyataan dibatalkan itu baru lisan, kita belum pernah mendengar ada pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan ataupun Kementerian Keuangan yang menyatakan bahwa kontrak Mirage 2000-5 itu dibatalkan," ujar Adnan dalam acara koalisi masyarakat sipil secara virtual, Minggu (11/2).
"Sehingga, sampai hari ini saya tidak menganggap bahwa pernyataan Dahnil itu bisa diakui kebenarannya. Saya khawatir ini adalah sebuah kekhawatiran karena ada upaya-upaya baru berkembang, sehingga disebutkan bahwa kontrak itu dibatalkan. Tadi di dalam rilis juga disebutkan mengenai beberapa fakta," sambungnya.
Dia kemudian meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut adanya perbedaan pernyataan tersebut.
Adnan mengatakan, nilai kontrak untuk pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 terlalu mahal dengan usianya yang sudah 27 tahun.
"Yakni sekitar 66 juta US Dolar perunitnya, padahal harga pasarannya saat itu hanya 23-35 juta US Dolar," kata dia.
Baca: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram
Lebih lanjut, Adnan juga menyampaikan, pembelian Mirage 2000-5 juga diduga melanggar Undang-Undang Tahun 2012, tentang industri pertahanan.
"Dalam Pasal 43 Ayat 3 disebutkan bahwa Indonesia belum bisa memenuhi peralatan keamanan dan pertahanan dari dalam negeri, maka bisa menggunakan produk luar negeri dengan melalui proses langsung antar pemerintah atau kepada pabrikan," beber dia.
"Dalam kasus ini, Prabowo Subianto, Kemenhan menggunakan dua broker sekaligus Excalibur Internasional, dan e system solution, sebuah broker perusahaan maskapai juga yang berbasis di Dubai yang pemiliknya adalah mantan pilot dari Angkatan Udara Prancis dan sebenarnya memiliki kedekatan dengan Prabowo. Rekam jejak kedekatan itu bisa kita dapatkan secara bebas dari berbagai media," sambungnya.