Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita mendorong pemerintah daerah terlibat dalam upaya membangun kesadaran sejarah pada generasi muda.
Sebagaimana pesan Bung Karno, ungkap Amithya, “Jas Merah” atau Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
Menurutnya, selama ini, bentuk penghormatan pahlawan bangsa sudah dilakukan dalam bentuk pemberian nama jalan. Sebut saja seperti Jalan Soekarno Hatta, Jalan Ahmad Yani dan masih banyak lagi.
Namun seberapa dalam generasi muda tahu siapa sosok pahlawan di balik nama jalan tersebut? Amithya menyebut hampir sebagian besar tidak tahu atau hanya tahu sedikit.
Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama
Meski pengetahuan sejarah itu bisa didapat di sekolah, namun Amithya menilai perlu adanya sentuhan dari pemerintah untuk juga menunaikan fungsi edukatif. Salah satunya adalah lewat pemberian informasi detail narasi sejarah di balik nama jalan tersebut.
Menurutnya, pemberian detail informasi sejarah ini penting tidak penting. Tapi jika dilakukan, akan ada nilai plus sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap sejarah dan penghargaan perjuangan para pahlawan sepanjang masa.
”Penting sekali sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan. Seolah-olah kita berjalan dari titik nol, tapi padahal kita sudah mewarisi nilai perjuangan dari dulu. Jika tidak terus digalakkan, bisa jadi semua itu akan terlupakan khususnya generasi anak cucu kita,” kata Amithya, Rabu (23/7/2025).
Politisi PDI Perjuangan itu mengakui jika saat ini, di era teknologi digital memudahkan kita mengakses berbagai macam informasi. Tapi masih banyak yang tidak tahu sejarah nama-nama pahlawan bangsa yang sudah terpatri menjadi nama jalan.
Terkait hal itu, kata Mia, sapaan akrabnya, banyak aspek yang harus dievaluasi. Selain soal tingkat literasi, para pelaku pendidikan dan lainnya perlu memandang fenomena ini sebagai kondisi darurat pendidikan.
”Artinya di sekolah anak-anak sudah tidak diberi pemahaman yang mendalam atas sejarah bangsa. Padahal ini sangat penting bagi masa depan bangsa kita,” tegasnya.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila
Sebab itu, pemerintah, menurutnya bisa menjadi suri tauladan untuk membangun kesadaran ini secara kolektif. Apalagi, Kota Malang kini sedang menjadi pusat destinasi wisata berbasis sejarah masa lampau di kawasan Jalan Jenderal Basuki Rahmat atau Kayutangan Heritage.
”Saya kira, gagasan ini perlu didengar untuk memantik kesadaran generasi muda menghormati sejarah. Ini sejalan juga dengan program pengembangan kawasan heritage dan pelestarian cagar budaya,” ungkapnya.
Pemerintah, imbuh Mia juga dapat menggalakkan habit literasi dengan mengaktifkan perpustakaan keliling hingga taman-taman baca di setiap kelurahan.