Ikuti Kami

Anies Kerja Senyap Karena Tidak Ada yang Dikerjakan

Gembong: Ya memang senyap Pak Anies, betul itu bahasanya memang nggak ada yang dikerjakan.

Anies Kerja Senyap Karena Tidak Ada yang Dikerjakan
Ilustrasi. Gubernur Anies (kiri) dan Gembong Warsono.

Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono menilai Gubernur Anies kerja senyap karena tidak ada yang dikerjakan.

Baca: Arteria: Saya Memohon Maaf Kepada Masyarakat Jawa Barat 

Itu dikatannya terkait Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengklaim banjir di sejumlah titik yang merendam Jakarta sudah surut karena kerja senyap jajarannya.

"Ya kerja senyap karena memang tidak ada yang dikerjakan. Ya memang senyap Pak Anies, betul itu bahasanya memang nggak ada yang dikerjakan," kata Gembong Warsono, Rabu (19/1).

Gembong menyebut Anies tidak melakukan apa pun untuk mengatasi persoalan banjir Jakarta. Kecuali, kata Gembong, aksi rutin seperti Gerebek Lumpur.

"Tidak mengerjakan apa-apa, tidak ada aksi apa-apa, kecuali aksi yang bersifat rutin loh ya, Gerebek Lumpur itu aksi. Jadi kalau Pak Anies mengatakan kerja senyap, ya memang betul, saya mengatakan betul 100 persen," ujarnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan sebagian titik banjir di Jakarta sudah surut. Anies menyebut jajarannya bekerja senyap hingga tuntas. Hal itu disampaikan Anies melalui akun media sosial Instagramnya @aniesbaswedan. Anies menerangkan dampak hujan ekstrem di Jakarta bisa tertangani dengan cepat.

"Jakarta dilanda hujan ekstrem tapi bisa ditangani cepat. Kenapa? Atas izin Allah. Kerja sistematis dan kerja cepat itu membuatkan hasil! Banjir di sejumlah wilayah Ibu Kota pada Selasa kemarin, 18 Februari 2022, adalah akibat hujan dengan intensitas ekstrem yang terjadi," ucap Anies, seperti dilihat dalam unggahannya.

Anies menuturkan curah hujan di kawasan Kemayoran pada Selasa kemarin mencapai 204 mm. Kemudian di Teluk Gong mencapai 193 mm dan di Kelapa Gading 163 mm.

Baca: Gawat! Risma Sebut Rp2,7 Triliun Bansos Tertahan di Bank

Eks Mendikbud itu menyebut curah hujan di atas 150 mm masuk dalam kriteria kondisi ekstrem. Anies lalu menjelaskan kapasitas drainase di Jakarta hanya 50 sampai 100 mm.

"Bila terjadi hujan di atas 100 mm per hari, pasti akan terjadi genangan banjir di Jakarta. Jika turun hujan ekstrem hingga terjadi banjir, maka prioritas Pemprov DKI Jakarta adalah memastikan warga aman dan tak ada korban jiwa. Lalu memastikan semua usaha pemompaan dikerjakan agar banjir bisa surut dalam waktu maksimal enam jam setelah hujan berhenti," kata Anies. Dilansir dari detikcom.

Quote