Ikuti Kami

Ansy Beberkan Penyebab Banjirnya Hama Belalang Sumba

Ledakan hama belakang terjadi karena keseimbangan ekologis terganggu akibat proses pembakaran lahan dan perburuan burung. 

Ansy Beberkan Penyebab Banjirnya Hama Belalang Sumba
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) diundang menjadi pembicara dalam diskusi virtual yang digelar Ikatan Keluarga Besar Sumba (IKBS) Jakarta, baru-baru ini. 

Diskusi itu bertajuk "Hama Belalang Serang Pulau Sumba, Bagaimana Solusinya?"

Dalam diskusi itu, Ansy menyampaikan bahwa persoalan hama belalang di pulau Sumba sudah dia suarakan dalam Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian dan terkini saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu, (2/2).

"Saat itu, saya menyampaikan kepada Kementan bahwa masalah hama belalang yang terjadi di Pulau Sumba, khususnya di lokasi Food Estate Sumba Tengah juga Sumba Timur, sangat meresahkan petani dan masyarakat," ujar Ansy. 

Baca: Berkat Ansy, Warga Naunu Sukses Penuhi Kebutuhan Air

"Saya menegaskan, akar dari kemunculan berkala hama belalang adalah semakin punahnya burung predator sebagai musuh alami belalang, hingga menyebabkan sistem rantai ekosistem terganggu," tambah Politisi PDI Perjuangan itu. 

Ini mengingatkan Ansy pada kisah pemusnahan burung gereja oleh pemimpin Republik Rakyat China (RRC) Mao Zedong pada tahun 1958. 

Mao memerintahkan pemusnahan burung gereja erasia (eurasian tree sparrow).  Alasan Mao karena burung gereja-erasia menghambat produktivitas pangan. 

Ansy menjelaskan, burung gereja-erasia menghabiskan banyak bulir padi yang siap dipanen.  Mao yakin jika burung ini dimusnahkan, maka produksi padi meningkat.

"Namun, Mao tidak memperhitungkan bahwa pemusnahan burung gereja-erasia dapat memutuskan sistem rantai makanan," ujar Ansy. 

Ketika burung gereja ditiadakan,  belalang akan berkembang pesat, karena ketiadaan predator alami.

Ansy mengungkapkan, belalang melahap bulir-bulir padi, sehingga hasil panen menyusut, dan produksi padi turun drastis. 

"Kelaparan massal meluas di Tiongkok karena kehabisan persediaan pangan," ujar Ansy. 

"Sumber resmi Pemerintah Tiongkok mencatat hampir 15 juta orang meninggal," tambah Anggota DPR RI dari Dapil NTT II itu. 

Dalam kasus Sumba, ujar Ansy, ledakan hama belakang terjadi karena keseimbangan ekologis terganggu akibat proses pembakaran lahan dan perburuan burung. 

Menurut Ansy, penangangan belalang di pulau Sumba memerlukan program pengendalian sistematik-komprehensif yang dibangun berdasarkan database biologi, dinamika populasi, faktor ekologis, dan luas serangan.

Baca: Didukung Ansy, Kelompok Tani TTU Garap 'Bang Pesona'

"Program pengendalian ini pun memerlukan sistem peringatan dini yang handal dan teruji," ujar Ansy. 

Ansy menjelaskan, perlu melibatkan para ahli untuk mengatasi masalah hama belalang.

Pendekatan yang digunakan harus berperspektif ekologis, serta berorientasi pada pertanian berkelanjutan. 

Ansy menegaskan, penggunaan bahan-bahan kimia untuk memusnahkan belalang harus dihentikan karena merusak tanah dan mematikan organisme atau mahluk hidup lainnya.

"Di akhir paparan, saya meminta segera dilakukan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) yang melibatkan Dirjen Tanaman Pangan, 4 Bupati di Pulau Sumba guna bekerja sama mengatasi hama belalang," tambah Ansy.

Quote