Ikuti Kami

Ansy, KLHK & Pemprov NTT Gelar Sosialisasi Limbah Covid 

Peradaban yang sehat dapat diukur dari cara negara dan masyarakatnya dalam hal mengelola sampah.

Ansy, KLHK & Pemprov NTT Gelar Sosialisasi Limbah Covid 
Anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar sosialisasi penanganan dan pengolahan Limbah B3 Infeksius Covid-19 di Provinsi NTT, baru-baru ini. 

Kupang, Gesuri.id - Anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar sosialisasi penanganan dan pengolahan Limbah B3 Infeksius Covid-19 di Provinsi NTT, baru-baru ini. 

Baca: Wayangan Harlah Bung Karno dengan Protokol Cegah Covid-19

Sosialisasi melalui video conference ini melibatkan Dinas LHK Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Rumah Sakit Rujukan Covid RSUD Prof Dr. W Z Yohannes Kupang, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana, Kupang.

Dalam sambutannya, Ansy Lema menekankan bahwa peradaban yang sehat dapat diukur dari cara negara dan masyarakatnya dalam hal mengelola sampah. Semakin tinggi peradaban suatu negara semakin baik proses pengelolaan dan perlakuan terhadap sampah. 

Mengutip penulis sekaligus pemerhati lingkungan hidup asal Jerman, Kurt Tucholsky (1890-1935), Ansy menjelaskan bahwa dasar dari tatanan yang sehat adalah pengelolaan sampah. Peradaban yang sehat dimulai dan diukur dari cara masyarakat mengelola sampahnya.

“Ketika Piala Dunia 2018 di Rusia, kita menyaksikan bahwa suporter Jepang mendapatkan applause, puja-pujian dari dunia internasional, terutama karena mereka begitu tertib setelah menonton laga pertandingan berinisiatif penuh membersihkan stadion dari sampah. Saya menceritakan hal ini untuk menggambarkan bahwa peradaban yang tinggi dapat diukur dari cara kita mengelola atau memperlakukan sampah,” ujar politisi muda PDI Perjuangan tersebut.

Untuk konteks NTT, Ansy menilai pemerintah daerah dan masyarakat belum serius dan belum sepenihnya sadar dalam menangani dan mengelola limbah B3. Bahkan, sampai saat ini belum ada kebijakan yang terukur dan cerdas terkait penanganan limbah rumah tangga.

Padahal sampah berdampak pada kualitas kehidupan manusia dan makhluk hidup secara umum, serta berdampak pada lingkungan hidup.

Baca: Wayangan Harlah Bung Karno dengan Protokol Cegah Covid-19

"Maka kegiatan sosialisasi ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk membangun kesadaran, menggagas dan memperkuat kerja sama untuk penanganan limbah B3 yang dihasilkan rumah sakit, maupun yang bersumber dari rumah tangga," ujar Ansy. 

Sementara itu, Direktur Jenderal PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati dalam sambutannya menjelaskan, salah satu persoalan di tengah pandemi adalah limbah medis infeksius Covid-19. KLHK sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No 02 tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksius Covid-19 sebagai suatu bentuk respon cepat dari KLHK agar tidak terjadi penularan penyakit dari limbah infeksius Covid-19 yang tidak diolah.

“Selain mengeluarkan Surat Edaran, kami (KLHK) juga mengeluarkan surat yang ditujukan kepada jasa pengelola dan pengangkutan limbah B3 untuk tetap mengolahnya. Saat terjadi wabah, mereka mundur, tidak mau mengelola dan mengangkut karena takut tertular Covid-19. Kami juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar pergerakan pengangkutan limbah tidak dilarang,” papar Vivien.

Quote