Jakarta, Gesuri.id - Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Bane Raja Manalu, menegaskan bahwa persoalan energi, khususnya gas, masih menjadi hambatan utama bagi investor di KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara.
“Gas menjadi persoalan mendasar yang menghambat investor untuk datang dan berkembang di KEK Sei Mangkei. Pemerintah pusat dan daerah harus segera mengambil langkah konkret agar investor tetap mau masuk dan berinvestasi di sini,” tegas Bane.
Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama
Politisi PDI Perjuangan ini juga menekankan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur pipa gas, mengingat KEK Sei Mangkei sebagai KEK pertama di Indonesia belum memiliki jaringan pipa gas yang mendukung operasional industri secara optimal.
"Kita dorong pemerintah melalui kementerian terkait untuk segera membangun jaringan pipa gas di KEK Sei Mangkei agar para investor bisa mendapatkan harga gas yang lebih kompetitif sehingga bisa mengurangi biaya operasional," imbuh Legislator asal Dapil Sumatera Utara III ini.
Selain itu, aspek ketenagakerjaan pun tak luput menjadi sorotan, Bane Raja Manalu mempertanyakan data konkret terkait jumlah warga lokal yang telah bekerja di kawasan KEK Sei Mangkei ini serta peta jalan keterampilan tenaga kerja lokal agar sesuai dengan kebutuhan industri.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila
“Kami ingin memastikan pembangunan KEK membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. Gap keterampilan yang ada harus segera dijembatani agar warga lokal dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan industri tenant di kawasan ini,” tandasnya.
Sementara itu Direktur KEK Sei Mangkei, Arif Budiman menjelaskan bahwa menurut catatan dari dinas ketenagakerjaan dan juga data dari internal KEK sudah menyerap tenaga kerja 6.166 orang dimana 52,7 persen merupakan tenaga kerja lokal.