Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin, menegaskan perempuan harus diberi ruang nyata untuk memimpin dan berkontribusi.
Menurutnya, pemberdayaan perempuan bukan lagi soal wacana kesetaraan, tapi soal tindakan dan kepercayaan untuk memegang peran penting di masyarakat.
"Kegiatan seperti ini penting karena bisa melahirkan perempuan yang siap bicara dan bertindak untuk perubahan, kita ingin suara perempuan benar-benar terdengar dan punya arah,” ujar Syaripuddin saat membuka “She is Red, She Thinks, She Acts, She Leads: Leadership & Empowerment Workshop for Women” yang digelar DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Selatan.
Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri

Acara ini diikuti puluhan perempuan muda dari berbagai daerah, dengan tujuan membangun karakter pemimpin yang berpikir kritis dan berani bertindak.
Ia mengapresiasi peran Taruna Merah Putih yang aktif menggerakkan anak-anak muda, termasuk perempuan, lewat berbagai kegiatan sosial dan politik. Menurutnya, organisasi sayap partai itu telah menjadi wadah kreatif yang memberi ruang bagi generasi muda untuk mengubah ide menjadi aksi.
“Taruna Merah Putih ini bukan sekadar tempat berkumpul, tapi ruang belajar untuk berpikir dan berbuat, anak-anak muda di sini tidak menunggu kesempatan, mereka menciptakannya,” tegasnya.
Syaripuddin berharap kegiatan ini melahirkan tokoh-tokoh perempuan baru yang bisa berkontribusi dalam isu sosial, ekonomi, dan kebijakan publik. Menurutnya, pandangan perempuan sering lebih peka dan realistis dalam memahami persoalan masyarakat.
Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap

“Sudah saatnya perempuan ikut dalam proses kebijakan, bukan hanya hadir sebagai undangan, banyak masalah sosial yang justru bisa diselesaikan dengan cara pandang perempuan,” katanya.
Ia juga mendorong agar hasil dari workshop ini tidak berhenti di diskusi, tapi dirumuskan menjadi rekomendasi kebijakan yang bisa diterapkan oleh pemerintah daerah. Menurutnya, kolaborasi seperti ini perlu dijaga agar gagasan pemberdayaan tidak hilang di tengah jalan.
“Kalau semua pihak mau bergerak bersama, perempuan di Kalimantan Selatan akan makin berdaya, mereka bukan pendamping, tapi pemimpin masa depan,” tutup Syaripuddin.
















































































