Minahasa Selatan, Gesuri.id – Bupati Minahasa Selatan Franky Donny Wongkar, yang juga Politisi PDI Perjuangan, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting di daerahnya.
Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Kedua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) yang dirangkaikan dengan pengukuhan Tim Pengendali “GENTING” dan Komunitas Gerakan “GATI” Tuama Keter, di Ruang Rapat Lantai 4 Kantor Bupati Minahasa Selatan, Rabu (15/10/2025).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Franky Donny Wongkar (FDW) didampingi Wakil Bupati Brigjen TNI (Purn.) Theodorus Kawatu, dan dihadiri oleh jajaran pejabat daerah seperti Asisten Perekonomian dan Pembangunan Frangky Tangkere, Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Frely Turangan, serta para pejabat pimpinan tinggi pratama dan administrator di lingkungan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.
Dalam arahannya, Bupati FDW menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Minsel. Ia secara khusus memberikan penghargaan kepada TP3S Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2025 yang diketuai oleh Wakil Bupati Kawatu atas komitmen dan kerja kerasnya.
“Terima kasih atas kerja sama semua pihak, mulai dari Forkopimda, sektor swasta, hingga masyarakat, yang terus berupaya bersama menurunkan angka stunting di Minahasa Selatan,” ujar FDW.
Bupati menyampaikan bahwa berdasarkan data terbaru, terdapat 289 anak stunting yang tersebar di 17 kecamatan dengan persentase stunting mencapai 26,1 persen. Angka tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Kita harus mengidentifikasi akar masalahnya. Mengapa penurunan belum signifikan, apa faktor penghambatnya. Setiap sektor harus bekerja lebih konkret,” tegasnya.
Menurut Franky, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja, melainkan membutuhkan kerja sama lintas sektor yang terencana dan berkesinambungan. Ia berharap kegiatan rakor kali ini mampu meningkatkan komitmen semua pihak agar penanganan stunting menjadi gerakan bersama.
“Kegiatan ini diharapkan memperkuat kolaborasi dan mengoptimalkan peran semua pihak dalam menurunkan stunting di Minsel,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati FDW juga memperkenalkan dua gerakan inovatif yang menjadi ciri khas Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) dan GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia). Gerakan GENTING mendorong partisipasi masyarakat melalui gotong royong orang tua asuh dalam memberikan bantuan nutrisi dan non-nutrisi kepada ibu hamil serta anak berisiko stunting hingga usia dua tahun.
Sementara itu, gerakan GATI menitikberatkan pada peran ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja, guna membentuk generasi yang sehat, kuat, dan berkarakter.
“Kedua gerakan ini merupakan wujud nyata implementasi nilai-nilai gotong royong yang sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden dan program nasional BKKBN,” jelas FDW.
Rapat koordinasi tersebut turut dihadiri oleh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Minahasa Selatan, pegiat stunting Provinsi Sulawesi Utara Murphi Kuhu, tim pakar TP3S provinsi, perwakilan perusahaan, tenaga kesehatan, kader PKK, serta para penyuluh keluarga berencana. Kehadiran lintas elemen ini, menurut Bupati, menjadi bukti bahwa penanganan stunting kini telah menjadi gerakan kolektif.
“Kita ingin memastikan setiap anak di Minahasa Selatan tumbuh sehat dan kuat. Inilah perjuangan kemanusiaan yang harus kita menangkan bersama,” pungkasnya.