Ikuti Kami

Bupati Pilih Kasih? Puluhan PKL Protes Tak Dapat Bansos

"Sudah puluhan yang protes. Kenapa pemerintah pilih kasih, justru dibanding yang lain yang menerima bansos, kondisinya tidak lebih baik".

Bupati Pilih Kasih? Puluhan PKL Protes Tak Dapat Bansos
Anggota DPR RI Paryono menyerahkan bantuan pada PKL yang mengadukan karena tidak kebagian bansos Bupati Juliyatmono.

Karanganyar, Gesuri.id - Rumah aspirasi milik Anggota DPR RI asal Karanganyar Paryono banjir protes dari PKL (Pedagang Kaki Lima) yang tidak mendapatkan jatan bantuan sosial dari Bupati Karanganyar. Mereka mengeluh sama-sama menjadi PKL di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar, namun hanya 840 yang memperoleh bansos.

Baca: Puan Tegaskan Spekulan Harga Obat COVID Harus Dihukum Berat!

"Sudah puluhan yang protes. Kenapa pemerintah pilih kasih, justru dibanding yang lain yang menerima bansos, kondisinya tidak lebih baik. Sama-sama tidak bisa berjualan karena ada PPKM Darurat itu dan tiap malam lampu dimatikan serta jalan ditutup," kata dia menirukan keluhan PKL yang datang ke rumahnya di Bejen, Senin (26/7). 

Dari 1.700-an lebih PKL di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar yang menerima bansos hanya 840-an saja. Disdagnakertrans berdalih hanya yang masuk dalam pendataan dan menjadi anggota paguyuban yang memperoleh bansos Rp 300.000 yang kemudian bermasalah itu.

Paryono tidak menyalahkan Bupati Juliyatmono yang hanya memberi bansos kepada 840 pedagang saja. Sebab itu bentuk kepedulian dan empati Bupati. Hanya perlu diingat, jumlah terdampak PPKM itu bukan anggota paguyuban saja, namun semuanya, serta PKL tidak hanya di Alun-alun saja, namun ada di seluruh Karanganyar. 

"Jadi menurut saya lebih bagus jika bansos itu diberikan sama ke seluruh PKL agar tidak timbul kecemburuan sosial seperti yang datang ke rumah aspirasi itu. Bupati Juliyatmono itu bupatinya seluruh rakyat, bukan rakyat Taman Pancasila dan Alun-alun saja," ujarnya.

Jika dihitung total, yang di Karanganyar kota 1.700 – 2.000 orang. Yang ada di daerah sekitar 2.700-an. Dan mereka semua terdampak, karena PPKM itu berlaku untuk semua. Dan saat mereka berjualan semua dioprak-oprak disuruh tutup. Dan lagi penyekatan jalan ada di Karanganyar dan Colomadu serta Sroyo. Namun dampaknya juga dirasakan semua.

Karena itu kalau bicara warga terdampak, semua kena. Dan jika masalah makan, sembako bagi pedagang, Paryono yakin semua masih bisa makan. Namun yang dibutuhkan justru modal, dan sebetulnya tidak terlalu besar. Paling Rp 1 juta atau Rp 2 juta. 

"Kalau mau menyisihkan uang APBD sebetulnya sangat mampu. Masak APBD Rp 2 triliun lebih tidak bis disisihkan untuk membantu mereka. Kan ini bencana? Sehingga tinggal mau atau tidak saja. Belum lagi duit Baznas, bisa pula untuk bantuan terdampak bencana itu dengan pertimbangan khusus. Sekarang ini kesempatan emas untuk meraih pahala," kata Paryono yang anggota Komisi II. 

Karena itu saat mendapatkan keluhan itu, PKL yang tidak mendapat jatah bansos kabupaten langsung dikumpulkan untuk diberi sembako dan uang oleh Paryono. Tampak mereka akhirnya berseri-seri karena keluhannya tidak sia-sia. 

Paryono mengungkapkan, sembako dan bantuan yangnya kepada PKL itu bukan untuk menandingi bansos Bupati, namun karena dia tidak sampai hati karena dia tahu kondisi PKL itu yang memang warga Karanganyar semua. 

Sementara itu Ketua DPRD Bagus Selo mengatakan, pemilihan PKL Taman Pancasila dan Alun-alun itu karena mereka t3erdampak langsung PPKM Darurat. Jalan menuju Alun-alun dan Taman Pancasila ditutup sehingga mereka harus tutup. 

Baca: PDI Perjuangan Laporkan Aksi Pencoretan Baliho Puan Maharani

"Sedangkan yang di tempat lain, mereka masih bisa berjualan sebab hanya dioprak-oprak agar tutup sampai jam 17.00 namun untuk take away masih berlangsung sampai malam. Sehingga tidak seketat di kota, mereka masih agak leluasa,"  kata dia. 

Karena itu jika bansos hanya diberikan pada PKL di tempat itu masih wajar. Namun untuk diberikan semua, dia sejak awal sudah menyarankan memakai dana tanggap bencana yang masih mungkin dipakai. Kalau anggarannya ada kenapa tidak? 

Namun dia buru-buru mengatakan, semua perlu dihitung untuk bisa menyisihkan anggaran untuk bansos. Di samping itu ada bansos dari pusat, ada Bantuan Tunai Langsung, dan lainnya sehingga memungkinkan pedagang tetap memperoleh santunan. Dilansir dari smol.id.

Quote