Ikuti Kami

Data Asosiasi Semen Nasional Salah, BKPM Diminta Audit 

"Dugaan data yang diberikan ASI salah, terutama mengenai kapasitas produksi".

Data Asosiasi Semen Nasional Salah, BKPM Diminta Audit 
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Darmadi Durianto.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Darmadi Durianto mengaku mendukung penuh rencana Menteri Investasi dan BKPM, Bahlil Lahadia yang akan melakukan audit terhadap kapasitas produksi semen nasional.

Baca: Bamsoet Ngawur! Jangan Bawa Nama Presiden di Formula E

Menurutnya, audit diperlukan guna membuktikan apakah benar kapasitas produksi semen nasional mengalami over supply sebagaimana disuarakan Asosiasi Semen Nasional (ASI) baru-baru ini.

Pasalnya, kata dia, jika mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang menyebut kapasitas produksi semen nasional mengalami over supply dengan kapasitas produksi semen nasional mencapai 110 juta ton ditambah 6 juta ton dari luar anggota ASI kurang masuk akal.

"Dugaan data yang diberikan ASI salah, terutama mengenai kapasitas produksi. Jika dicermati 110 juta ton tersebut adalah data design kapasitas Mill (Finish Mill/Grinding Mill), sedangkan estimasi produksi semen nasional hanya di kisaran 80.73 juta ton," tandas Politisi PDI Perjuangan itu, Senin (29/11).

"Setelah dianalisis menggunakan data riil, apabila menggunakan data 110 juta ton seperti yang disebutkan, pasti dalam 2 tahun kedepan tidak akan bisa tercukupi, karena design kapasitas klinker saja hanya 74,5 juta Ton. Karena ada bahan-bahan tambahan di finishing mill/grinding mill, saya dapat perhitungan yang biasa dipakai bahwa 1 ton Klinker jika diolah akan menjadi 1,30 ton semen. Apabila 74,5 juta ton X 1,30 = 96,8 juta ton Semen.Setelah dikurangin Pabrik yang tidak produksi dan utilisasi hanya 90% karena trouble dan maintenance,maka Kapasitas Produksi Semen Nasional Maksimal hanya 80.73 jutavTon (tidak sampai di angka 110 juta ton semen seperti yang diberitakan). Nah, dari mana klinker selebihnya apakah impor? kok aneh data ini," sambung Bendahara Megawati Institute itu. 

Darmadi pun memaparkan berdasarkan data yang didapatkannya bahwa pada prakteknya banyak pabrik semen di Indonesia hanya melakukan Grinding Mill.

"Contoh, semen Bosowa membuat Finish Mill/Grinding Mill di Banyuwangi (Banyuwangi Cement Mill) klinkernya dikirim dari Sulawesi pastinya, Semen Indonesia ada Finish Mill/Grinding Mill di Gresik (Gresik Cement Mill) yang tentunya pasokan klinker dikirim dari Tuban atau Rembang, karena tentunya dari tahun 1957 tambang dan kiln mesin sudah berhenti," ungkap Wakil Kepala Badan Hubungan Legislatif KADIN itu.

Jadi, menurutnya, pabrik-pabrik di atas tidak terintegrasi dengan proses pembuatan klinker, yang artinya klinker dikirim dari pabrik yang membuat klinker (dari lokasi lain).

"Jadi kesimpulannya data design capacity cement yang berjumlah 110.301.480 ton/years adalah kapasitas penggilingan bukan kapasitas semen nasional dimana kapasitas semen nasional harus berdasarkan jumlah kapasitas klinker," tegas Anggota Baleg DPR RI.

Jika data salah, Darmadi mengingatkan, maka akan terjadi kelangkaan semen dan mengakibatkan harga akan naik karena demand melampaui supply.

Baca: Anies dan Wakilnya Marak Lakukan KKN Secara Aktif

"Hal ini akan mengakibatkan beban masyarakat bertambah dan mengakibatkan naiknya inflasi," jelas Bendahara Megawati Institute itu.

Oleh karenanya, Darmadi menekankan agar Keminves/BKPM segera melakukan dan membuka hasil audit semen nasional ke publik.

"Kementerian Investasi diminta segera mempercepat audit terhadap kapasitas produksi dan konsumsi semen. Jangan sampai Keminves/BKPM terjebak pada data yang tingkat akurasinya masih diragukan," tegas Legislator dari dapil DKI Jakarta III meliputi Jakarta Barat, Utara dan Kepulauan Seribu itu. Dilansir dari detik.

Quote