Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan (Deddy Sitorus) menduga permintaan maaf yang diucapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak tulus.
Anggota DPR RI ini menilai Presiden Jokowi sedang melakukan sandiwara untuk mendapatkan simpati dari masyarakat.
Baca: Ganjar Siap Dorong Inovasi & Kreasi Yang Diciptakan Masyarakat
Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Indonesia jelang berakhirnya masa jabatan pada Oktober 2024, kemarin.
"Kalau merujuk data dan kebiasan beliau, Pak Jokowi selalu mengatakan hal yang bertentangan atau tidak sinkron dengan perasaan, pikiran dan tindakannya," kata Deddy kepada Kompas.tv, Jumat (2/8).
"Jadi saya enggak tahu kali ini dia tulus atau tidak. Jangan-jangan dia sedang bersandiwara untuk mencari simpati, bukan tulus meminta maaf," ujarnya.
Menurut dia, kalau serius ingin minta maaf ke rakyat, seharusnya mencabut semua aturan yang memberatkan rakyat.
Ia mengimbau agar Presiden Jokowi menggunakan sisa waktu yang ada untuk memperbaiki kerusakan semua lembaga yang terkait demokrasi, penegakan hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), lingkungan hidup dan distribusi keadilan-kesejahteraan.
"Jangan omon-omon saja. Batalkan itu usulan (menghidupkan kembali) DPA (Dewan Pertimbangan Agung), pasal-pasal yang berpotensi merusak tatanan dalam revisi UU TNI-POLRI."
Baca: Civitas Ganjar Paparkan Kinerja Ganjar Pranowo Di Jawa Tengah
"Kalau hal-hal itu dilakukan baru kita belajar percaya kalau beliau serius minta maaf pada rakyat. Jujur saja, 5 tahun rezim Jokowi itu daya rusaknya terhadap hukum dan demokrasi melampaui 32 tahun kekuasaan Orde Baru," ujarnya.
Sebelumnya, permohonan maaf Jokowi disampaikan saat acara "Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka" di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/8).