Ikuti Kami

Aria Bima Sebut Dua Kader PDI Perjuangan Jadi Korban Framing Netizen

Keduanya menjadi korban framing dan isu tersebut tidak ada kaitannya langsung dengan partai.

Aria Bima Sebut Dua Kader PDI Perjuangan Jadi Korban Framing Netizen
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, angkat bicara terkait sorotan publik terhadap dua kader Partai PDI Perjuangan yakni Deddy Sitorus dan Sadarestuwati, yang ramai diperbincangkan di media sosial. 

Menurutnya, keduanya menjadi korban framing dan isu tersebut tidak ada kaitannya langsung dengan partai.

“Framing aja itu. Bukan soal PDI Perjuangan itu,” kata Aria usai Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (27/8).

Ia menegaskan, banyak pihak yang merasa senang ketika PDI Perjuangan dipandang negatif di ruang publik. 

“Kan banyak yang suka PDI Perjuangan kalau jelek,” tegasnya.

Terkait dengan video Sadarestuwati yang berjoget saat Sidang Tahunan MPR RI menuai sorotan, Aria Bima menjelaskan bahwa hal itu harus dilihat dalam konteks sebenarnya. 

Menurutnya, aksi joget tersebut tidak berkaitan dengan isu tunjangan DPR, melainkan karena adanya suasana musik yang dimainkan dalam forum resmi.

“Konteksnya apa dan kontennya juga apa. Dia kan mengapresiasi pidato Pak Prabowo dan ada lagu maumere. Kan itu framing,” ucapnya.

Diketahui, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati, menjadi sorotan setelah video dirinya bersama sejumlah anggota DPR berjoget diiringi lagu “Gemu Fa Mi Re” saat Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025 beredar luas. 

Momen tersebut ramai dikaitkan dengan isu kenaikan tunjangan perumahan anggota dewan yang disebut-sebut akan mendongkrak penghasilan hingga lebih dari Rp100 juta per bulan.

Sementara itu, sorotan juga dialamatkan kepada Deddy Sitorus terkait pernyataannya dalam sebuah tayangan televisi nasional. 

Dalam potongan video yang beredar, ia tampak menyinggung soal perbandingan gaji anggota DPR dengan rakyat kecil.

“Anda mencampur aduk masalah. Ketika DPR dibandingkan dengan rakyat jelata atau tukang becak atau buruh. Anda mengalami sesat logika,” ujar Deddy dalam potongan video tersebut.

Atas viralnya cuplikan itu, Deddy menilai ada pihak-pihak yang sengaja melakukan framing dengan menyebarkan potongan video tanpa penjelasan penuh. 

Hal tersebut, menurutnya, telah membangun opini negatif yang menyudutkan dirinya sebagai sosok tidak peka terhadap kondisi rakyat.

“Oleh karena itu, publik sebaiknya lebih kritis dalam menanggapi potongan video yang dilepas tanpa penjelasan penuh. Agar tidak terjebak pada framing yang menyesatkan,” ungkapnya.

Dengan demikian, Aria Bima menegaskan kembali bahwa kasus yang menimpa Sadarestuwati dan Deddy Sitorus bukan persoalan internal PDI Perjuangan, melainkan permainan framing yang sengaja diarahkan untuk membangun sentimen negatif terhadap kader partai.

Quote