Ikuti Kami

Diah Pitaloka Minta Pemerintah Benahi Sistem Penyelenggaraan Haji

Hal itu menyusul banyaknya kendala teknis yang ditemukan dalam penyelenggaraan haji tahun 2023 ini.

Diah Pitaloka Minta Pemerintah Benahi Sistem Penyelenggaraan Haji
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Diah Pitaloka.

Jakarta, Gesuri.id - Komisi VIII DPR meminta pemerintah membenahi sistem manajemen penyelenggaraan ibadah haji untuk membuat jemaah semakin nyaman saat menjalankan ibadah. 

Hal itu menyusul banyaknya kendala teknis yang ditemukan dalam penyelenggaraan haji tahun 2023 ini.

"Ada faktor cukup penting yang selama ini tidak kita perhatikan, karena kan lebih fokus pembahasannya anggaran haji. Faktor yang penting salah satunya manajemen penyelenggaraan haji,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Diah Pitaloka, dalam pernyataan tertulis kepada wartawan, Senin (3/7).

Baca: Puan Kritik Pelaksanaan Haji Yang Miliki Sejumlah Catatan

Diah merupakan salah satu anggota Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR yang bertugas memantau pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Dari hasil pengawasannya, ia menemukan sistem manajemen penyelenggaraan haji dan kebutuhan SDM petugas menjadi persoalan paling utama yang harus dibenahi pemerintah.

Politikus PDI Perjuangan itu berpandangan, manajemen krisis dalam penyelenggaraan haji kali ini belum optimal. Terutama karena banyak jemaah haji lansia yang diprioritaskan berangkat tahun ini usai pandemi COVID-19.

Terlebih sekarang mengambil kebijakan 30 persen lansia, berarti ada 70 ribu lansia jemaah haji Indonesia kali ini. Artinya beban kerja teknis bagi pendamping, kan, jadi lebih meningkat, tapi ini menurut saya ujian bagi tata kelola manajemen haji kita," ucap Diah.

Diah menjelaskan para lansia yang menunaikan haji memiliki keterbatasan dalam melaksanakan ibadah. Untuk itu, kata Diah, peran pengawas haji menjadi krusial dalam menyukseskan penyelenggaraan haji oleh Kemenag.

"Ada jemaah yang sebetulnya secara kesehatan sudah berat dan perlu mendapat bantuan. Walaupun tentu orang kadang ingin berangkat haji, tapi lansia-lansia memang secara fisik sudah butuh asisten personal,” paparnya.

“Nah, pendekatannya belum kita bicarakan, jadi kita harus bisa memberi perhatian lebih pada kualitas pelayanannya secara kualitatif," tambah Diah.

Lebih lanjut,  Diah berharap Kemenag dapat menugaskan lebih banyak petugas haji khususnya bagi pendamping lansia. Dengan adanya peningkatan pendamping, Diah menilai hal tersebut dapat membantu para jemaah lansia yang kesulitan saat menunaikan ibadah haji.

"Hari ini pendamping haji perannya menjadi sangat penting. Saat ini nggak bisa personal asisten karena kapasitas kuota petugas nggak bisa menangani person to person. Memang ada lansia yang ditangani oleh teman sekamarnya tapi ada juga yang tidak. Karena, kan, nggak bisa ditemenin terus, orang juga kan harus ibadah," kata Diah.

Menurut Diah, ada berbagai persoalan lain selain peristiwa telantarnya sejumlah jemaah haji usai menunaikan ibadah wukuf di Arafah. Diah memberi contoh persoalan toilet yang mungkin di hari-hari biasa merupakan hal sepele, namun saat pelaksanaan haji menjadi sangat signifikan, apalagi bagi lansia.

“Toilet itu ngantre-nya kurang lebih satu jam karena jumlah jemaahnya yang luar biasa. Nah antre satu jam ini yang lansia kan kasihan. Kita melihatnya sedih. Keran juga kemarin ada yang bocor. Ada juga lansia-lansia yang itu di Mina jalan ke Jamarat, padahal harusnya bisa dibadalkan,” tutupnya.

Kementerian Agama (Kemenag) membentuk tim investigasi bersama dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi terkait persoalan pelayanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). 

Kesepakatan terjalin usai Menag Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Menteri Haji Saudi, Taufiq F Al Rabiah, Sabtu (1/7).

Baca: Diah Pitaloka Harap Pelayanan ke Jemaah Haji Terus Ditingkatkan

"Siang tadi kita langsung melakukan follow up antara kita Kemenag, Kementerian Haji, dan sepakat untuk melakukan investigasi atas beberapa persoalan yang muncul di armuzna kita buat tim bersama," kata Gus Men, sapaan akrab Yaqut. 

"Insyaallah hasilnya kita sepakati seminggu atau paling lama 2 Minggu yang akan datang kita sudah dapat hasilnya kenapa Arafah, seperti yang kita tahu Muzdalifah dan Mina (terjadi persoalan)," sambung Gus Men.

Ia juga sudah sempat marah besar kepada perusahaan penyedia layanan haji dari Arab Saudi (Masyariq) karena mendapati jemaah haji belum mendapat makanan di Armuzna.

Quote