Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie O.F.P mempertanyakan dasar atau data pihak eksekutif, termasuk Bank Indonesia (BI) ketika mengungkap angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2026.
Sebab, Dolfie merasa pihak pemerintah mudah mengungkap pertumbuhan ekonomi dan angka itu disampaikan secara beragam.
Legislator PDI Perjuangan itu berkata demikian dalam rapat kerja dengan Gubernur BI Perry Warjiyo di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/ 11).
Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri
"Akhir-akhir ini gampang sekali menyebutkan pertumbuhan ekonomi 5,3, 5,4, 5,5, 6 persen dan sebagainya, mumpung kita sedang rapat dengan BI, asumsi 5,3 persen tahun 2026 ini tolong angka-angkanya, Pak. Sumbernya dari mana," kata Dofie.
Menurutnya, penting bagi pihak pemerintah, termasuk BI menyampaikan dasar mengungkap angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Terlebih lagi, angka pertumbuhan ekonomi yang diungkap seperti tak sesuai dengan kondisi lapangan
"Begitu mudahnya kita menyebut angka pertumbuhan ekonomi yang kita rasakan dengan situasi ekonominya, kok, enggak klop, sehingga ini angka-angka dari mana, mumpung ini dalam pembahasan," ujarnya.
Dolfie meminta BI bisa menyampaikan data untuk mengungkap pertumbuhan ekonomi secara tertulis dan disampaikan saat rapat Panja.
"Jadi nanti dalam pembahasan dalam Panja, ini angka datang dari mana itu dituliskan, Pak, sehingga kita bisa mengecek dari sisi produksi dan konsumsi, dari sisi lapangan usaha misalnya, sektor pertanian," lanjutnya.
Sebelumnya, BI menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 sebesar 5,3 persen dalam Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2026.
Baca: Ganjar Pranowo Tekankan Pentingnya Kritik
Target dari BI ternayata lebih rendah dari target pemerintah dalam APBN 2026 sekitar 5,4 persen.
Perry dalam rapat mengaku bakal menyampaikan data yang membuat BI bisa mengungkap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.
"Sesuai arahan Pak Dolfie kami akan sampaikan dasar kami menghitung, termasuk data dari BPS," kata Perry dalam rapat.

















































































