Ikuti Kami

MY Esti Tegaskan Pentingnya Perhatian Serius Akan Pelestarian Taman Ujung Karangasem

Taman Ujung merupakan peninggalan Kerajaan Karangasem yang memiliki posisi penting dalam sejarah Bali.

MY Esti Tegaskan Pentingnya Perhatian Serius Akan Pelestarian Taman Ujung Karangasem
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, menegaskan pentingnya perhatian serius pemerintah pusat terhadap pelestarian Taman Ujung Karangasem sebagai salah satu warisan budaya nasional yang memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan kearifan lokal yang tinggi. 

My Esti menyampaikan bahwa berdasarkan penjelasan Wakil Bupati Karangasem, pemerintah daerah selama ini telah memberikan kontribusi nyata dalam mendukung renovasi dan perawatan kawasan Taman Ujung. Ia mengapresiasi langkah tersebut, mengingat Taman Ujung merupakan peninggalan Kerajaan Karangasem yang memiliki posisi penting dalam sejarah Bali.

“Kemarin kami bertemu langsung dengan cucu Raja Karangasem sebagai pengelola kawasan ini. Kita patut bangga sebagai bangsa Indonesia karena memiliki warisan budaya yang luar biasa dan masih terawat dengan baik seperti Taman Ujung ini,” ujar My Esti kepada Parlementaria di Taman Ujung, Kab. Karangasem, Provinsi Bali, Jumat (12/12).

Baca: Ini 5 Kutipan Inspiratif Ganjar Pranowo Tentang Anak Muda

Dalam kunjungan tersebut, My Esti juga diperkenalkan dengan berbagai tradisi dan kekayaan budaya Karangasem, termasuk kain tenun gringsing yang memiliki nilai historis dan filosofis sangat tinggi. “Tenun gringsing ini luar biasa. Proses menyulamnya bisa lebih dari dua tahun, dan untuk menghasilkan warna tertentu bahkan membutuhkan waktu delapan sampai sepuluh tahun. Ini bukan sekadar kain, tapi warisan pengetahuan dan kesabaran yang luar biasa,” jelasnya.

Selain itu, Taman Ujung juga menjadi ruang hidup budaya, dengan adanya tempat latihan tari bagi anak-anak serta berbagai kerajinan tradisional yang ditampilkan kepada pengunjung. Menurut My Esti, kawasan ini tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat edukasi budaya yang penting bagi generasi muda.

Namun demikian, My Esti menyoroti adanya kondisi fisik bangunan yang memerlukan penanganan serius. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap sejumlah pilar dan struktur bangunan yang mulai retak dan mengalami pergeseran akibat penurunan tanah. “Kami melihat langsung ada tiang-tiang yang sudah mulai renggang, fondasinya juga berubah. Area itu masih dilalui pengunjung, ini jelas berbahaya,” tegasnya.

Ia menilai bahwa pembenahan kawasan cagar budaya tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus melibatkan tenaga profesional yang memahami prinsip pelestarian budaya. “Kalau hanya diserahkan kepada pengelola, tentu akan berat. Pemerintah harus hadir. Ada aspek teknis yang sangat prinsipil dalam pelestarian cagar budaya,” ujarnya.

My Esti meminta Kementerian Kebudayaan untuk segera memberikan perhatian khusus, termasuk melakukan kajian teknis dan tindakan pengamanan awal. Salah satu rekomendasi yang disampaikannya adalah menghentikan sementara akses pengunjung di jalur yang rawan.

“Saran kami, jalur yang berisiko itu harus dihentikan dulu. Cari alternatif jalan lain. Bahkan untuk jalur VIP pun menurut saya tidak perlu dilalui kalau kondisinya sudah tidak aman,” katanya.

Baca: Ganjar Minta Dana Pemda yang Mengendap di Perbankan

Ia menekankan bahwa pelestarian Taman Ujung tidak hanya soal menjaga bangunan, tetapi juga menjaga nilai-nilai luhur yang melekat di dalamnya, mulai dari fungsi sosial, arsitektur tradisional, hingga hubungan harmonis antara manusia, budaya, dan alam. “Di sini ada ruang menerima tamu, ruang bertemu masyarakat, dan lanskap yang menyatu langsung dengan laut. Ini warisan yang harus bisa dinikmati dan dipelajari oleh anak cucu kita,” tutur My Esti.

My Esti menegaskan bahwa Komisi X DPR RI akan mendorong sinergi antara Kementerian Kebudayaan dan Pemerintah Daerah Karangasem agar Taman Ujung sebagai cagar budaya dapat terjaga secara berkelanjutan.

“Warisan budaya seperti ini bukan hanya milik Karangasem, tapi milik bangsa Indonesia. Negara wajib hadir untuk memastikan pelestariannya berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Quote