Ikuti Kami

Parta Minta Pemerintah Perbaikan di SMP Negeri 3 Manggis & SMP Negeri 3 Bebandem

Menurut Parta, masalah utama bukan pada bangunan sekolah, tetapi pada kondisi sungai yang mengalami sedimentasi hebat. 

Parta Minta Pemerintah Perbaikan di SMP Negeri 3 Manggis & SMP Negeri 3 Bebandem
Anggota Komisi X DPR RI, I Nyoman Parta.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, I Nyoman Parta, melakukan kunjungan kerja ke dua sekolah di Kabupaten Karangasem, yaitu SMP Negeri 3 Manggis dan SMP Negeri 3 Bebandem, untuk meninjau langsung kondisi sarana pendidikan yang terdampak bencana alam dan aktivitas industri di sekitar sekolah.

Dalam kunjungan tersebut, Parta menemukan persoalan mendesak yang mengancam keselamatan siswa, guru, serta keberlangsungan proses belajar mengajar. Ia menjelaskan bahwa SMP 3 Manggis mengalami kerusakan signifikan, bukan semata karena hujan lebat, tetapi akibat pendangkalan sungai yang berada di dekat sekolah. 

Baca: Ini 5 Kutipan Inspiratif Ganjar Pranowo Tentang Anak Muda

Ketika hujan turun, air sungai cepat meluap dan menyebabkan halaman, ruang kelas, serta peralatan sekolah seperti komputer dan buku terendam. “Sekolah ini tenggelam, dan bukan sekali. Alat-alat, sarana prasarana, komputer, buku, semua kena air,” ungkapnya I Nyoman Parta di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Kamis (12/12).

Menurut Parta, masalah utama bukan pada bangunan sekolah, tetapi pada kondisi sungai yang mengalami sedimentasi hebat. 

“Persoalan utamanya ada di sungainya. Pendangkalan sangat serius, jadi ketika banjir, air langsung naik. Ini terjadi terus-menerus setiap tahun,” tegasnya.

Ia menyampaikan akan mengusulkan perbaikan fasilitas sekolah kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Selain itu, Parta telah berkoordinasi dengan Komisi V DPR RI untuk membantu percepatan pengerukan sungai.

“Tadi kita sudah sambung komunikasi dengan Komisi 5. Mudah-mudahan proses pengerukan bisa dilakukan tahun depan,” ujarnya.

Masalah berbeda ia temukan di SMP 3 Bebandem. Secara fisik bangunan sekolah masih cukup baik, namun berada berdampingan dengan aktivitas galian C yang menggali tebing sangat dalam. Kondisi ini menyebabkan tanah di sekitar sekolah rawan longsor dan bergeser.

“Galian C itu sudah menarik pura di sebelahnya sampai runtuh. Saya khawatir nanti kantinnya juga ditarik,” jelas Parta. Bahkan lapangan sekolah juga dinilai berisiko ikut terdampak jika eksploitasi tanah terus berlanjut. 

Parta mengusulkan dua opsi tegas, Menghentikan seluruh aktivitas galian C di sekitar area sekolah, atau Melakukan relokasi sekolah ke lokasi yang lebih aman jika galian C tetap dilanjutkan. “Kalau menurut saya, lebih bagus hentikan dulu eksploitasinya. Satu sekolah itu bisa ditarik kalau terus digali. Ini sudah tidak aman,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya tindakan segera dari pemerintah daerah dan kementerian terkait agar keselamatan siswa tidak terancam, terutama pada musim hujan. Ia berharap proses belajar mengajar tidak terganggu dan sekolah dapat kembali berjalan normal tanpa ancaman banjir maupun longsor.

“Kami berharap sekolah tidak libur. Mudah-mudahan tidak ada hujan lagi sampai pengerukan dilakukan,” ujarnya.

Quote