Ikuti Kami

DPR Ingatkan Gaya Komunikasi Purbaya: Menkeu itu Bendahara Negara, Bukan Jubir Politik

Menteri Keuangan itu bendahara negara, bukan juru bicara politik.

DPR Ingatkan Gaya Komunikasi Purbaya: Menkeu itu Bendahara Negara, Bukan Jubir Politik
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Harris Turino - Foto: Istimewa

Jakarta, Gesuri.id – Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Harris Turino, mengingatkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa agar menjaga gaya komunikasinya sebagai pejabat teknokratis, bukan juru bicara politik.

Pesan itu disampaikan Harris dalam wawancara eksklusif dengan Jaringan Promedia, menanggapi sejumlah pernyataan Purbaya yang belakangan menimbulkan interpretasi politis di publik.

“Saya menghormati Pak Purbaya, beliau cerdas dan visioner. Tapi saya selalu bilang, Menteri Keuangan itu bendahara negara, bukan juru bicara politik," tegas Harris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
  
Lebih lanjut Haris mengingatkan, salah bicara sedikit saja bisa mengguncang pasar. "Karena itu, komunikasi publik harus dijaga betul. Jangan terlalu spontan, karena pasar bisa menafsirkan macam-macam," cetusnya.

Ia menilai, gaya komunikasi Purbaya yang kadang menyinggung isu-isu di luar ranah fiskal berpotensi menciptakan persepsi salah di tengah masyarakat. 

“Kalau bicara soal utang, subsidi, atau hubungan dengan lembaga lain, itu boleh. Tapi kalau sampai terkesan menjustifikasi keputusan politik tertentu, itu bisa melemahkan kredibilitas kementerian,” ujarnya.

Menurut Harris, posisi Menteri Keuangan sangat strategis karena menjadi simbol stabilitas ekonomi nasional. 

“Kemenkeu itu wajah kepercayaan negara. Di situ harus berdiri lurus di atas data, bukan opini. Politik biarlah para politisi yang mengurusi, Menkeu cukup jadi penjaga keuangan negara,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya tone komunikasi publik yang membangun rasa tenang, bukan menimbulkan polemik. 

“Rakyat butuh rasa percaya. Kalau Menkeu bicara dengan nada defensif atau sinis, pasar bisa salah tangkap. Bahasa fiskal itu harus menenangkan, bukan menegangkan,” tambahnya.

Harris menegaskan bahwa profesionalisme dan ketepatan informasi jauh lebih berpengaruh daripada retorika politik. 

“Purbaya punya kapasitas intelektual yang tinggi, tapi ia harus sadar: setiap kata dari Menkeu adalah sinyal ekonomi, bukan slogan kampanye,” tegasnya.

Di akhir wawancara, Harris menyampaikan pesan sederhana namun bermakna: “Kalau negara diibaratkan rumah, maka Menkeu itu pengelola dapurnya. Tugasnya memastikan api tetap menyala, tapi tidak membakar rumah.

Quote