Jakarta, Gesuri.id – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Edi Purwanto, mengingatkan pemerintah agar tidak menjadikan truk Over Dimension Over Loading (ODOL) sebagai satu-satunya penyebab kerusakan jalan tol.
Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Standar Pelayanan Minimum (SPM) Jalan Tol Komisi V DPR bersama Menteri Pekerjaan Umum di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/9).
Menurut Edi, praktik ODOL memang merugikan negara hingga puluhan Triliun rupiah setiap tahun. Namun ia mengingatkan kualitas infrastruktur juga harus menjadi perhatian utama pemerintah.
“Memang ODOL ini merugikan banyak pihak, tapi jangan sampai ODOL ini dijadikan alasan untuk menutupi kualitas infrastruktur yang jelek,” tegasnya.
Ia mengutip pernyataan Menko yang menyebut kerugian akibat ODOL mencapai Rp41-43 triliun per tahun. Meski demikian, Edi menilai persoalan ini harus dianalisis secara akademis agar kebijakan yang diambil pemerintah tepat sasaran.
“Cara akademis harus betul-betul dicermati dengan baik, sehingga penyampaian kita ke publik bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Selain itu, Edi juga menyoroti sistem tarif jalan tol yang dinilainya tidak transparan dan memberatkan masyarakat. Ia mencontohkan tarif tol Pondok Ranji yang hanya 1,5 kilometer tetapi dikenakan biaya Rp17.500.
“Ini membingungkan masyarakat dan harus dicermati,” katanya.
Ia berharap pemerintah bersama DPR dapat menemukan solusi menyeluruh, baik dengan memperbaiki regulasi ODOL maupun meningkatkan kualitas infrastruktur jalan tol.
“Jangan hanya satu sisi yang diperbaiki. Pemerintah harus hadir secara menyeluruh agar jalan tol benar-benar memberi layanan terbaik kepada masyarakat,” tandas Edi.

















































































