Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mendorong sektor swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk turut memperkuat program pembangunan berbasis kelurahan dengan memberikan kontribusi nyata dalam bentuk dukungan dana, fasilitas, maupun keterlibatan langsung dalam program prioritas pemerintah daerah.
“Alokasi danais Rp100 juta per kelurahan akan jauh lebih bermakna apabila disinergikan dengan gotong royong dari kalangan pengusaha,” kata Eko Suwanto di Yogyakarta, Senin.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Ia menyebut banyak persoalan pembangunan di tingkat lokal yang memerlukan kolaborasi lintas sektor, seperti pengelolaan sampah, penanganan stunting, hingga pemberdayaan ekonomi warga. Dalam konteks tersebut, peran swasta tak cukup hanya simbolik, melainkan perlu lebih praksis dan berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar usaha mereka.
“Misalnya dalam pengelolaan sampah, bisa dilibatkan pihak swasta untuk mendukung edukasi pemilahan dari rumah, membantu penyediaan sarana, atau ikut mendukung proses daur ulang agar hanya residu yang dikirim ke depo,” kata Eko.
Ia juga menyinggung pentingnya pelibatan pengusaha sejak tahap perencanaan program kelurahan, agar kontribusi yang diberikan bersifat strategis dan menyatu dalam sistem pembiayaan. Eko menilai kolaborasi semacam itu bisa menjadi model pembangunan berbasis gotong royong yang berkelanjutan.
“Kalau dari awal perencanaan sudah melibatkan swasta, maka gotong royongnya bisa lebih terukur. Tambahan fiskal swasta akan memperkuat danais, dan manfaatnya akan lebih dirasakan warga,” ujar politikus Fraksi PDI Perjuangan itu.
Dalam kesempatan yang sama, Lurah Kotabaru, Urai Herman, memaparkan bahwa pihaknya mulai melibatkan sektor swasta dalam pelaksanaan program penanganan stunting berbasis dana keistimewaan. Dana sebesar Rp100 juta yang dialokasikan pada 2025 digunakan untuk kegiatan edukasi gizi dan distribusi bantuan pangan kepada keluarga berisiko.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
“Workshop sudah dilaksanakan dua kali, dan kami telah memulai tahap pertama bantuan berupa telur. Berikutnya akan dilanjutkan dengan bantuan ayam dan lele. Program ini dijalankan selama tujuh bulan dan kami juga mengajak sektor swasta untuk terlibat,” ujar Urai.
Ia menyebut, kerja sama semacam itu penting untuk menciptakan efek berantai dalam pembangunan. Selain membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, peran swasta juga memperkuat sinergi antara kelurahan, masyarakat, dan dunia usaha.