Ikuti Kami

Eko Minta DKP dan BMKG Fasilitasi Nelayan Mitigasi Bencana

Eko Suwanto meminta Dinas Kelautan dan Perikanan serta dan BMKG agar nelayan difasilitasi sistem informasi penanggulangan bencana.

Eko Minta DKP dan BMKG Fasilitasi Nelayan Mitigasi Bencana
Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Eko Suwanto.

Yogyakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Eko Suwanto meminta Dinas Kelautan dan Perikanan serta dan BMKG agar nelayan difasilitasi sistem informasi penanggulangan bencana.

"Pengetahuan dan pelatihan mitigasi bencana bagi para nelayan sangatlah penting sebagai pedoman untuk meminimalkan risiko bencana," katanya, di Yogyakarta, Sabtu (21/7).

Baca: Ini Alasan Hasto Buru Kuliner Tradisional di Kampung Halaman

Sesuai dengan Perda DIY Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Bencana, ada tugas dan kewenangan yang jelas agar langkah mitigasi bencana bisa efektif berlaku.

Ia mengatakan, ternyata dari pemetaan yang ada, terdapat berbagai potensi bencana, baik angin kencang, gelombang tinggi, gempa bumi, tanah longsor dan lain lain.

"Sehingga kita harus menyiapkan masyarakat tangguh menghadapi bencana didukung peralatan atau sarana prasarana dan teknologi informasi yang baik. Tentu saja perlu meningkatkan kualitas SAR yang lebih tangguh lagi," katanya.

Menurut Eko, adanya peristiwa angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi di sepanjang pesisir pantai di selatan Jawa mengancam keselamatan nelayan.

Mengantisipasi potensi bencana gelombang tinggi, nelayan di sepanjang pesisir pantai Selatan DIY perlu mematuhi peringatan dini yang telah disampaikan BMKG.

"Kami mengimbau agar nelayan dan masyarakat di pesisir Selatan agar selalu mengikuti peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, agar meminimalkan resiko kecelakaan laut ataupun korban jiwa saat gelombang tinggi, seperti saat ini," katanya.

Baca: BPBD Jateng Dorong Pembentukan Desa Tangguh Bencana

Sebelumnya, BMKG Yogyakarta sudah memberikan peringatan dini atas risiko potensi angin kencang akibat adanya badai atau siklon.

BMKG Yogyakarta meminta para nelayan mewaspadai dampak siklon tropis "Son Tinh" di Laut China Selatan yang diperkirakan memicu peningkatan tinggi gelombang di pesisir Selatan Yogyakarta.

"Nelayan untuk sementara waktu diimbau agar tidak melaut," kata Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Agus Sudaryatno.

Dia menjelaskan siklon tropis "Son Tinh" terpantau pada Selasa (17/7) di Laut China Selatan, tepatnya di sebelah Barat Laut Filipina.

Meski lokasinya cukup jauh, siklon tersebut mampu meningkatkan kecepatan angin hingga lebih dari 35 kilometer per jam di laut selatan Jawa.

Ia mengatakan berdasarkan prakiraan BMKG siklon tersebut akan berdampak pada tinggi gelombang di pesisir selatan Yogyakarta hingga 22 Juli 2018.

Baca: Ketua Baguna Kalbar Mantapkan Diri untuk "Nyaleg"

Tinggi gelombang pada 20 Juli 2018 diperkirakan mencapai 2-6 meter.

Oleh sebab itu, selain mengimbau nelayan meningkatkan kewaspadaan, Agus juga mengimbau para wisatawan yang beraktivitas di sekitar pantai untuk waspada.

Kepada wisatawan diimbau untuk tidak mandi di laut hingga tinggi gelombang laut kembali kondusif.

Quote