Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan adanya pemotongan anggaran untuk pembangunan daerah di DIY, termasuk berkurangnya alokasi Danais, perlu disikapi Pemda DIY dengan mendorong potensi dana swasta yang bisa menjadi bagian partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Saat ini potensi dana swasta porsinya masih kecil untuk membantu pembangunan daerah.
"Saat ada kebijakan pusat mengurangi alokasi Danais untuk DIY, karena adanya kebijakan pemotongan anggaran pemerintah, ada pilihan dorong partisipasi masyarakat lewat program CSR BUMN, BUMD juga perusahaan swasta diharapkan bisa bantu pembangunan di daerah," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Kamis (28/8).
Baca: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak
Seperti diketahui, sesuai instruksi Presiden RI, pada anggaran 2025 telah disampaikan ada pemotongan Danais sebanyak Rp200 miliar, juga ada pemotongan dana lainnya lebih dari Rp65 miliar. Langkah pemotongan anggaran untuk Danais tahun 2026 tinggal menjadi Rp500 miliar.
"Ke depan, saya kira Pemda DIY tentu perlu cari anggaran dari swasta untuk menopang anggaran pembangunan daerah yang telah ditugaskan pusat," kata Eko Suwanto.
Eko, yang juga alumni Magister Ekonomi Pembangunan UGM, menambahkan pemotongan jelas berdampak signifikan, namun kebijakan itu akan melatih Pemda mencari sumber lain kala dana dipotong.
Saat ada pemotongan anggaran dan alokasi anggaran terbatas, pilihan realistisnya bisa dengan strategi galang dana CSR BUMN ataupun swasta yang berbisnis di DIY. Ada tanggung jawab perusahaan lewat program CSR yang bisa disinkronkan dengan perencanaan kebijakan anggaran pembangunan daerah sehingga program tetap bisa berjalan tanpa memakai APBD.
"Program dan kegiatan bisa berjalan saat ada partisipasi masyarakat. Bagaimana juga BUMN, perusahaan nasional bisa berperan serta dalam pembangunan daerah. Ini senafas dengan implementasi ideologi Pancasila dan konstitusi," kata Eko Suwanto.
Baca: Ganjar Amini Pernyataan Puan Soal Nama Sekjen PDI Perjuangan
Eko mengungkapkan pemotongan anggaran ini mirip pengurangan BBM kendaraan.
"Saat BBM dikurangi, maka jarak tempuh kendaraan juga berkurang. Sebelum BBM dipangkas, kendaraan barangkali sampai tujuan. Nah setelah dipangkas, mungkin tidak akan sampai, kehabisan bensin. Demikian juga pembangunan, tentu susah mencapai seluruh indikator pembangunan," ujar Eko Suwanto
Seperti diketahui Pemerintah pusat merencanakan pengurangan Dana Keistimewaan (Danais) bagi DIY sebesar 50%. Pada tahun 2024, Danais DIY mencapai Rp1,2 triliun; tahun 2025 Rp1 triliun; dan pada 2026 direncanakan dipangkas hingga 50% atau sekitar Rp500 miliar.