Ikuti Kami

Ekstensifikasi Hutan, Ansy Tekankan Pendekatan Ekologis

Pendekatan ekologis dalam melakukan ekstensifikasi sangat diperlukan. 

Ekstensifikasi Hutan, Ansy Tekankan Pendekatan Ekologis
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menghadiri Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan  Siti Nurbaya, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Antam Novambar, Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo, dan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM)  Hartono Prawiraatmadja, baru-baru ini. 

Agenda rapat adalah membahas program ketahanan pangan dalam kawasan hutan.

Ansy mengungkapkan, Pandemi Covid-19 dianggap berpotensi menyebabkan kelangkaan atau krisis pangan. Karena itu, pemerintah melakukan ekstensifikasi lahan di kawasan hutan untuk menanam berbagai tanaman pangan.

Baca: Masady Usulkan Dua Hal Ini Jadi Lumbung Pangan

Dan agar tidak menimbulkan dampak ekologis dan lingkungan hidup, Ansy mengungkapkan  pendekatan ekologis dalam melakukan ekstensifikasi sangat diperlukan. 

"Maka saya bertanya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK): seberapa luas total kawasan hutan yang akan digunakan untuk membuka lahan pertanian? Berapa luas areal hutan kawasan hutan untuk ketahanan pangan yang termasuk kategori hutan produksi dan hutan lindung?," ujar Ansy 

Politisi PDI Perjuangan itu juga mempertanyakan, apakah kawasan hutan dapat dialihfungsikan untuk pembukaan lahan food estate. Aktivis 1998 itu pun bertanya perihal kawasan hutan yang tidak dapat dibuka. 

"Saya juga mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menjelaskan kategori/syarat lahan yang ideal untuk pembangunan lahan food estate. Penjelasan ini penting, agar tidak terjadi “pemaksaan” lahan hutan untuk food estate," ujar Ansy. 

Baca: Presiden Targetkan Lumbung Pangan Terpadu Rampung Tahun Ini

Ansy juga meminta Kementan untuk mengkonfirmasi perluasan areal food estate di NTT dari 5000 hektar menjadi 10.000 hektar di Pulau Sumba.

Salah satu isu ekologis terkait food estate di kawasan hutan adalah potensi turunnya kesuburan tanah akibat penggunaan lahan food estate.

"Kementan harus mengantisipasi agar penggunaan pupuk pestisida tidak mengurangi kesuburan tanah karena produktivitas pangan bisa menurun," ujar Ansy.

Quote