Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan pentingnya sinergi antara sekolah dan keluarga dalam mendidik anak.
Dia menegaskan, tindakan disiplin dari guru seharusnya tidak langsung disikapi dengan pelaporan ke polisi.
“Kalau hanya karena dimarahi, jangan langsung melapor. Ajak guru berdialog, pahami duduk persoalannya. Guru dan orangtua itu mitra, bukan lawan,” tegas Eri Cahyadi.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila
Namun, dia juga menegaskan bahwa tindakan kekerasan fisik tetap tidak bisa ditoleransi. Jika ada kejadian seperti itu, langkah hukum menjadi jalan terakhir yang tepat.
Untuk persoalan yang hanya berkaitan dengan disiplin atau miskomunikasi, dialog dan musyawarah lebih diutamakan.
“Baik guru maupun orang tua, marilah kita menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dan hindari tindakan lapor polisi untuk perselisihan ringan,” ajaknya.
“Kunci untuk menciptakan sinergi dalam mendidik adalah komunikasi dan pengertian, sehingga anak-anak dapat memandang guru sebagai bagian dari figur orang tua mereka,” imbuh dia.
Dalam kesempatan itu, Eri juga memperkenalkan konsep “MPLS Ramah” dengan slogan “Sekolahku adalah Rumahku, Guruku adalah Orang Tuaku”.
Baca: Teknologi Kian Gerus Dunia Pekerjaan,
Filosofi tersebut, menurutnya, harus tertanam sejak awal tahun ajaran sebagai bentuk pendekatan pendidikan yang mengedepankan kasih sayang dan kedekatan emosional.
Eri mengajak orangtua ikut mengevaluasi diri jika anak melakukan pelanggaran, seperti terlibat geng motor, bullying, atau penyalahgunaan minuman keras. “Jangan langsung menyalahkan anak atau guru. Tanyakan dulu, apa yang luput dari perhatian kita sebagai orang tua?” tuturnya.
Dalam acara tersebut, Pemkot Surabaya bersama Satgas Kampung Pancasila juga menyerahkan bantuan perlengkapan sekolah untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera.