Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Erma Susanti turun ke masyarakat di wilayah Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung Sabtu (20/9).
Erma menjelaskan strategi pengembangan UMKM, yakni memadukan empat pondasi penting. Di antaranya, regulasi bersahabat, digitalisasi, korporatisasi dan pembiayaan yang ramah.
“Kebijakan harus lebih bersahabat ke UMKM, dari hulu ke hilir, termasuk pemda dengan pelibatan UMKM dalam setiap program APBD,” ujarnya.
BaCa: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo
Anggota komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur ini menambahkan, digitalisasi UMKM dilakukan dengan memberikan fasilitasi untuk go digital, memperkuat infrastruktur TI di daerah, dan peningkatan kapasitas untuk go digital.
Sedangkan korporatisasi adalah membangun model pengembangan bisnis UMKM menuju peningkatan skala usaha melalui manajemen, standardisasi produk, teknologi, dan sebagainya.
“Pondasi terakhir adalah skema pembiayaan ramah sesuai karakteristik UMKM. Misal UMKM pertanian memiliki model pembiayaan yang khas dibanding UMKM warung, serta dukungan pemda terhadap program pusat, KUR, BPUM, dan lain-lain,” tuturnya.
Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung ini juga menjelaskan terkait kendala pembangunan UMKM. Pertama, digitalisasi masih terbatas, baru 19 persen dari sekira 64 juta UMKM yang bisa go digital.
BaCa: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak
Kedua akses pembiayaan terbatas, hanya sekira 20 persen dari total kredit perbankan untuk UMKM. Ketiga, literasi keuangan rendah dilihat dari jumlah UMKM yang memiliki pemahaman pengelolaan yang baik masih sangat minim.
“Keempat keterbatasan skala usaha karena persoalan teknologi, SDM, standardisasi produk, dan sebagainya,” jelasnya.
Seperti diketahui, kegiatan sosialisasi akses permodalan untuk UMKM diikuti oleh para pelaku UMKM di wilayah Kecamatan Boyolangu.