Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty mempertanyakan sumber air produk air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua yang diproduksi PT Tirta Investama.
Dia mengaku bingung dengan pernyataan VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, selaku induk dari PT Tirta Investama yang menyebut Aqua berbahan baku air pegunungan. Namun ternyata dari air tanah yang didapakan dari pengeboran.
"Saya bingung nih, katanya dari air pegunungan tapi ternyata ngambilnya dari tanah. Ini gimana yang sebenarnya? Jadi, dari sumber air dari tanah dong, bukan langsung dari pegunungan," ungkap Evita di ruang rapat Komisi VII, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/11).
Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu
Mendapat pertanyaan itu, Vera menjelaskan, sebanyak 20 pabrik AMDK yang dikelola PT Tirta Investama, saat ini, berada di kaki gunung. Sebelum menentukan lokasi pabrik, perusahaannya bersama sejumlah akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjajaran (Unpad), melakukan studi hidrogeologi atau isotop selama 1-2 tahun.
"Hidrogeologi tersebut adalah studi khusus yang memang bisa mentrace dari mana air tersebut berasal. Dinamakan air pegunungan karena memang jatuhnya di lereng pegunungan, kemudian masuk ke daerah tangkapan air hujan," jelas Vera.
"Tentunya tidak semua lokasi itu bisa diklaim, atau bisa disebutkan sebagai air pegunungan. Karena, harus berdasarkan petunjuk hidrogeologi. Jadi penjelasan kami sesuai dengan bukti yang ada. Di mana, sumber air kami adalah dari sumber air pegunungan," lanjutnya.
Pengambilan sumber air untuk keperluan komersialisasi dan industri, Vera menyebut, memang harus dilakukan pengeboran. Tujuan pengeboran, salah satunya untuk menghindari pencemaran di lokasi.
"Jadi pengeboran itu adalah caranya, Akan tapi, sumber air pegunungannya bisa dibuktikan dari studi bahwa itu air pegunungan," tegasnya.
Kegaduhan ini bermula dari sidak Gubernur Dedi Mulyadi ke PT Tirta Investama yang berada di Subang, pada Senin (20/10/2025). Dia mendapati air yang digunakan PT Tirta Investama untuk memproduksi Aqua, berasal dari air sumur bor dengan kedalaman 100-130 meter.
"Air ini bukan dari pegunungan seperti yang selama ini kita yakini, melainkan dari sumur bor," ujar Dedi.
Baca: Ganjar Tekankan Kepemimpinan Strategis
Akibat dari ini, muncul kekhawatiran potensi dampak lingkungan dari pengambilan air tanah secara besar-besaran. Karena bisa berujung pada risiko penurunan muka tanah, longsor, hingga krisis air.
Bahkan setiap harinya, Aqua menyedot air sebanyak 2,8 juta liter secara gratis. "Itu diperoleh secara gratis. Kalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. Kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli," ucap Dedi.
Mantan Bupati Purwakarta itu menyayangkan apa yang telah dilakukan pabrik air mineral tersebut karena efeknya sangat mengkhawatirkan masyarakat.

















































































