Ikuti Kami

Gandeng Jepang, Bus BRT Semarang Dipasang Konventer Gas

Pemasangan konverter CNG untuk mengombinasi solar tersebut merupakan wujud untuk menyediakan transportasi massal yang ramah lingkungan.

Gandeng Jepang, Bus BRT Semarang Dipasang Konventer Gas
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi

Semarang, Gesuri.id - Untuk menekan emisi gas buang yang dikeluarkan dari proses pembakaran, sebanyak 72 unit bus rapid transit (BRT) Transsemarang bakal dipasangi konverter compressed natural gas (CNG)

"Ini merupakan bagian kerja sama kami dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat ujicoba BRT Transsemarang sebelum dan sesudah menggunakan CNG di Semarang, Selasa (24/7).

Baca: Hendi Inginkan MPLS Tak Ada Kekerasan

Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi tersebut menyatakan, bus yang dipasangi konverter itu Koridor I, V, VI, dan VII, serta yang menuju ke bandara. Target pemasangan diharapkan selesai 31 Desember 2018.

Menurut Hendi, upaya pemasangan konverter CNG untuk mengombinasi solar tersebut merupakan wujud untuk menyediakan transportasi massal yang ramah lingkungan di Kota Semarang, dimulai dari BRT Trans Semarang.

Selain menekan emisi gas buang, politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mengatakan pemasangan konverter CNG pada BRT Trans Semarang juga bisa menekan biaya operasional yang harus dikeluarkan.

Untuk solar, kata dia, biaya yang harus dikeluarkan per liternya berkisar di angka Rp5.150 untuk jarak tempuh 2,5 kilometer pada bus besar dan 3,5 kilometer, sementara dengan konverter CNG lebih irit.

Dari kerja sama tersebut, disepakati kedua belah pihak akan menanggung bersama biaya konversi armada BRT Trans Semarang ke CNG yang dikalkulasi membutuhkan setidaknya Rp10 miliar.

"Pemkot Semarang mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 sebesar 50 persen. Artinya, dari Rp10 miliar, pemerintah akan menanggung sekitar Rp5 miliar," katanya.

Dari hasil uji emisi itu, Hendi mengatakan bahwa kualitas gas buang semakin baik, yakni emisi dari angka 44,2 persen bisa turun hingga 12,5 persen sehingga bisa menjadi transportasi umum ramah lingkungan.

Sementara itu, Kepala Divisi Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Toyama Toshin Takata menjelaskan pihaknya menggelontorkan sedikitnya 36 juta Yen untuk menciptakan transportasi ramah lingkungan.

Dengan berkurangnya emisi gas buang, kata dia, udara dan lingkungan Kota Semarang akan lebih terjaga secara baik, sekaligus bisa semakin mempererat hubungan antara Indonesia-Jepang, khususnya Semarang-Toyama.

Baca: Rayakan HUT RI, Hendi Akan Resmikan Taman Indonesia Kaya

Mengenai konversi itu, Toshin mengatakan tidak seluruhnya bahan bakar solar akan tergantikan dengan gas (CNG), tetapi komposisi solar memang berkurang menjadi 30 persen, sementara 70 persennya adalah CNG.

Pemasangan konverter CNG itu, dikatakannya, mampu menekan penggunaan bahan bakar solar sampai 70 persen, sementara tenaga yang dihasilkan justru mengalami peningkatan sampai 30 persen.

Quote