Jakarta, Gesuri.id - Konflik Agraria merupakan salah satu konflik yang cukup banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Di antara konflik tersebut terjadi di Jawa Tengah. Konflik yang terkenal yang terjadi di daerah tersebut adalah Kendeng dan Wadas.
Ganjar Pranowo yang merupakan calon presiden nomor urut tiga sekaligus mantan gubernur Jawa Tengah, baru-baru ini hadir dalam sebuah podcast dan membicarakan terkait permasalahan Kendeng dan Wadas.
Dua konflik ini sangat mencuri banyak perhatian, yaitu ihwal pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
Pembangunan ini mendapatkan banyak sekali protes dari masyarakat sekitar karena mereka khawatir pembangunan pabrik tersebut dapat merusak ekosistem pegunungan karst, sehingga berdampak terhadap mata pencaharian mereka.
Dan yang kedua merupakan masalah penambangan batu andesit dan pembangunan bendungan di Wadas.
Konflik ini menjadi perhatian public karena tindakan represif aparat terhadap warga sekitar.
Dalam podcast tersebut Ganjar mengatakan bahwa proyek Kendeng dan Wadas merupakan proyek pusat dan BUMN.
“Beberapa pekerjaan yang kemarin menjadi persoalan di public talks, Semen Rembang umpama, itu bukan proyek saya, itu BUMN," ucap Ganjar.
Pada tahun 2015, Mahkamah Agung membatalkan izin pembangunan pabrik semen tersebut. Namun kemudian Ganjar mengurus Kembali izin yang baru.
Baca: Ganjar-Mahfud Bersilaturahmi ke Kantor KWI
“Karena sudah di proses sebelumnya, maka saya tidak bisa menghentikan. Saya harus membereskan. Ini punya BUMN, maka saya urus sampai Jakarta," sambungnya.
Juga terkait persoalan konflik di Wadas, Ganjar menyampaikan juga bahwa itu bukanlah proyeknya, melainkan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Dan Wadas, itu Proyek Strategis Nasional (PSN). Milik Kementerian PU, milik nasional. Namun ketika ada di wilayah Jawa Tengah dan tidak selesai, saya harus tanggung jawab,” kata dia.