Ikuti Kami

Gerakan Radikal Pro Khilafah, Ancaman Bagi Indonesia

Indonesia plural, multikultur dan agamis sangat rentan dengan ancaman ini.

Gerakan Radikal Pro Khilafah, Ancaman Bagi Indonesia
Tokoh Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan (kedua dari kanan).

Garut, Gesuri.id - Tokoh Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan menegaskan munculnya gerakan radikal seperti ISIS dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia karena konsep khilafah yang diusungnya.

Baca: Penegakkan TAP MPRS 25/1966 untuk Kesaktian Pancasila

"Indonesia plural, multikultur dan agamis sangat rentan dengan ancaman ini, karena bisa memecah bangsa," kata Anton Charliyan di Hotel Kampung Sumber Alam, Garut, baru-baru ini.

Anton menegaskan, sistem pemerintahan khilafah itu tidak ada baik di dalam Al-Quran atau Hadits.

Saat ini, lanjut Anton, isu khilafah sengaja diembuskan HTI untuk menghasut warga negara, dalam upaya mengubah sistem pemerintahan berlandaskan Pancasila.

“Di Saudi (Arab Saudi) saja, kemudian Brunei (Darusalam), Kuwait yang meyoritas warga Muslim justru kerajaan tidak ada khilafah, apakah ulama di Saudi, Kuwait dan Brunei bodoh ? jelas tidak,” paparnya.


Mantan calon Wakil Gubernur Jawa Barat dari PDI Perjuangan itu menilai, isu khilafah sengaja dibenturkan dengan pancasila dengan tujuan politik dan kekuasaan, yakni mengubah dasar negara.

“Sekarang cek di Suriah, Irak dan negara lainnya yang sudah dikuasai ISIS yang ingin mendirikan khilafah, hancur semua,” kata dia.

Baca: Kelompok Radikal di KPK? Iis: Firli Bahuri Harus Tegas

Dengan semakin masifnya gerakan yang dilakukan ISIS dan HTI yang cenderung mendukung radikalisme dan terorisme, Anton meminta masyarakat lebih waspada menyikapi munculnya gerakan itu.

“Karena ini bisa memecah bangsa (ingat Devide et impera),” ujarnya.

Quote