Jakarta, Gesuri.id – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono, mendorong pemerintah daerah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas tambang galian C di wilayah Jawa Barat, menyusul terjadinya longsor di kawasan Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon.
Saat meninjau langsung lokasi longsor pada Sabtu (31/5/2025), Ono menegaskan pentingnya pengawasan ketat serta penerapan metode penambangan yang menjunjung tinggi keselamatan dan kelestarian lingkungan.
“Ini menjadi catatan bagi Pemprov Jabar agar tidak hanya berhenti pada pemberian izin tambang, tetapi juga memastikan metode operasional tambang dilakukan dengan benar,” kata Ono.
Ia mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Barat yang telah menerbitkan surat edaran moratorium perizinan tambang. Namun, menurutnya, kebijakan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan langkah konkret di lapangan, terutama terhadap tambang-tambang yang telah beroperasi.
“Harus ada kajian lingkungan dan keselamatan agar kegiatan tambang di lahan apa pun dapat dipastikan keamanannya,” ucapnya.
Legislator asal Indramayu itu juga menyoroti pentingnya penegakan aturan terhadap pelaku tambang yang tidak menjalankan operasional sesuai dengan ketentuan perizinan. Ia menilai bahwa Pemprov Jabar memiliki kewenangan penuh untuk mengambil tindakan tegas.
“Jika tidak dijalankan dengan benar, tentu harus ditutup. Itu bagian dari perlindungan terhadap keselamatan masyarakat dan pekerja tambang,” ujarnya.
Selain aspek teknis dan keselamatan, Ono juga mengingatkan pentingnya kebijakan berkelanjutan yang memperhatikan dampak sosial ekonomi masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan para pekerja tambang yang terdampak dari kemungkinan penutupan tambang.
“Perlu dipikirkan kebijakan keberlanjutan. Jika tambang ditutup, tentu ada konsekuensi ekonomi. Maka pemerintah perlu mendorong peluang-peluang usaha lain bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa DPRD Jawa Barat akan berkoordinasi dengan Pemprov serta pemerintah kabupaten/kota untuk menyusun langkah-langkah konkret, termasuk penyaluran bantuan bagi para korban longsor.
“Selain itu, secara pribadi, saya dan rekan-rekan dari PDI Perjuangan juga menggalang dana bantuan untuk korban, yang saat ini sudah terkumpul sekitar Rp50 juta,” pungkasnya.