Jakarta, Gesuri.id - Dalam momentum Peringatan Hari Anak Sedunia, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menegaskan kembali komitmen pemerintah daerah terhadap pemenuhan hak-hak anak, termasuk mereka yang berada dalam pembinaan.
Komitmen itu ditunjukkan melalui kunjungan langsung ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Yogyakarta di Wonosari, Kamis (20/11).
Dalam kunjungannya ke LPKA Kelas II, Endah mengaku terharu melihat kondisi anak binaan yang tetap menunjukkan semangat belajar meski tengah menjalani masa rehabilitasi. Ia melihat langsung berbagai kegiatan pembinaan, termasuk program ketahanan pangan yang dikelola sendiri oleh anak-anak binaan.
“Menyaksikan mereka belajar, berkarya, bahkan merawat tanaman dari proses tebar benih hingga panen membuat saya sangat emosional. Ini luar biasa. Pembinaan seperti ini sangat berarti bagi masa depan mereka,” ungkapnya.
Selain itu, Endah juga meninjau sejumlah fasilitas dan menyatakan bahwa sarana pendukung pembinaan anak telah memadai.
Ia menyebut, setelah dirinya mengecek dapur sehat, klinik, hingga tempat tidur, kata dia, fasilitas tersebut layak dan sangat nyaman.
“Fasilitasnya lengkap dan anak-anak di sini mendapatkan pembinaan yang baik,” jelasnya.
Endah memastikan, selama menjalani pembinaan, anak-anak tetap mendapatkan hak pendidikan yang layak.
Ia bahkan telah berkoordinasi langsung dengan Dinas Pendidikan Gunungkidul untuk menjamin keberlanjutan pendidikan mereka setelah keluar dari pembinaan.
Ia menyebut, ketika masa pembinaan selesai, anak-anak binaan bisa kembali bersekolah seperti biasa.
“Itu sudah kami pastikan, anak-anak binaan ini tetap mendapatkan pembelajaran sekolah,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Endah menegaskan bahwa hak anak bukan sekadar konsep, melainkan amanah yang harus dipenuhi dan dilindungi bersama.
Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah, aman, sehat, inklusif, dan membahagiakan bagi seluruh anak.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial P3A Gunungkidul Markus Tri Munarja menyampaikan, kunjungan ke LPKA juga diikuti dengan pendampingan psikologis oleh UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
“Kami menghadirkan psikolog untuk melakukan dialog serta memastikan hubungan anak binaan dengan orang tuanya tetap hangat selama masa pembinaan hingga mereka kembali ke rumah,” ungkapnya.

















































































