Ikuti Kami

Indonesia Jadi Sasaran RRC-AS, Abdy: Bangun SDM! 

Dengan geopolitik yang dimiliki, Indonesia dapat dipastikan akan terus menjadi negara yang menjadi pilihan karena tiga hal.

Indonesia Jadi Sasaran RRC-AS, Abdy: Bangun SDM! 
Politisi PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) Abdy Yuhana.

Bandung, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) Abdy Yuhana menyatakan Indonesia dipastikan menjadi sasaran perang dagang dua negara yang sedang bersaing dalam kancah geopolitik dunia, yakni RRC dan Amerika Serikat (AS). 

Apalagi, lanjut Abdy, dengan geopolitik yang dimiliki, Indonesia dapat dipastikan akan terus menjadi negara yang menjadi pilihan karena tiga hal.

"Pertama, sebagai pasar yang potensial, kedua, sebagai penghasil bahan baku perdagangan maupun, ketiga, posisinya yang strategis sebagai jalur logistik," ungkap Abdy, baru-baru ini. 

Baca: Abdy Dorong Pemprov Jabar Bangkitkan Industri Rotan

"Hal itu disebabkan jalur logistik perdagangan internasional melewati wilayah perairan di Indonesia," tambah Ketua Persatuan Alumni GMNI Jawa Barat itu. 

Abdy menjelaskan,  menurut data dari Kementerian Perhubungan, sebanyak 90% dari jalur perdagangan dunia diangkut melalui laut dan 40 % melewati laut Indonesia.  

Dalam situasi seperti itu, terkait posisi Indonesia, Abdy pun mengajukan  pertanyaan : apa yang seharusnya  dilakukan oleh semua komponen bangsa? 

"Melihat data-data yang disampaikan sesungguhnya Indonesia masih dalam posisi mengejar ketertinggalan negara lain, misalnya  catatan Lemhanas, dalam hal daya saing laporan terakhir indeks daya saing global (GCI) tahun 2019  Indonesia diperingkat 50, sementara negara tetangga kita malaysia ke 27 dan Thailand 40, yang lebih mengagetkan  Singapura berada di peringkat pertama," papar Abdy. 

Hal itu, sambung Abdy, berhubungan dengan perdagangan internasional (ekspor dan impor) dan investasi.

Kemudian, lanjut Abdy, dalam hal inovasi menuurut Global Innovation Index Tahun 2020 , Indonesia berada diperingkat 85 dari 131 negara. Sedangkan Malaysia di peringkat 33, Vietnam  nomor 42 dan Thailand berada di urutan 44. Artinya dalam lingkup regional, Indonesia masih belum beranjak.

"Mencermati daya saing dan inovasi yang telah  dirilis tersebut itu hanyalah menjadi bukti bahwa dunia global telah memetakan secara rasional tentang indeks kemajuan suatu negara, maka sesungguhnya Indonesia harus terus berbenah terutama dalam hal pembangunan sumber daya manusia," tegas Abdy. 

Baca: Abdy Tegaskan BUMD Harus Bantu UMKM!

Meskipun, ujar Abdy, dalam konstitusi dicantumkan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, namun  belum menjamin akan terciptanya manusia Indonesia unggul yang berkarakter jika tidak dibarengi faktor lain seperti pembangunan karakter berperadaban nusantara, pemenuhan kebutuhan kesehatan serta masalah mendesak tentang kesehatan adalah pencegahan stunting ( gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi) , wasting (kekurangan gizi sehingga membuat badan menjadi kurus) dan obesitas (kegemukan).

"Pasalnya, dua hal itulah yang menopang dan menjadi dasar bagi kemajuan suatu bangsa yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), sebagai contoh negara-negara yang maju secara pesat dengan mengandalkan  SDM adalah RRC, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Hongkong," ujar Abdy. 

"Padahal,  jika saja SDM di Indonesia unggul dengan  ditopang Sumber Daya Alam melimpah yang dimiliki, niscaya Indonesia menjadi negara dengan pengaruh besar dalam kancah persaingan global," tambah Anggota DPRD Jabar itu.

Quote