Ikuti Kami

Jelang Kongres ke-4, PA GMNI Soroti Krisis Nasionalisme

PA GMNI soroti krisis nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada kongres keempat yang akan berlangsung di Bandung.

Jelang Kongres ke-4, PA GMNI Soroti Krisis Nasionalisme
Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah.

Jakarta, Gesuri.id - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) akan menyoroti masalah krisis nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada kongres keempat yang akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat, Juni 2021.

"Kami menginginkan kongres PA GMNI (keempat) tidak hanya seremonial, tetapi juga bermanfaat. Oleh karena itu, kami memilih tema yang diharapkan dapat menjadi alternatif jawaban atas permasalahan bangsa. Tema besarnya 'Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman'," kata Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah saat memberi kata sambutan pada sesi seminar virtual yang digelar sebagai rangkaian acara pra kongres di Jakarta, Jumat (9/4).

Ahmad Basarah, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), lanjut menerangkan tema besar itu sengaja dipilih oleh para pengurus dan anggota PA GMNI karena mereka yakin nasionalisme merupakan jawaban dari seluruh permasalahan krisis identitas kebangsaan.

Baca: Kesetiaan Alumni GMNI, Adalah Pada Ajaran Bung Karno!

"Tesis dari tema ini, PA GMNI berkeyakinan nasionalisme Indonesia adalah jawaban bukan hanya saat merebut kemerdekaan dari kolonialisme asing. Nasionalisme bukan hanya jawaban saat mendirikan negara, tetapi kami yakin nasionalisme Indonesia adalah jawaban untuk membangun dan mengisi kemerdekaan, bahkan saat menghadapi berbagai ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Ahmad menerangkan.

Berawal dari tema besar itu, ada sejumlah sub tema yang dapat dijabarkan lebih lanjut, salah satunya mengenai peran desa dalam mempertahankan nasionalisme Indonesia, terang Ahmad Basarah.

Dalam kesempatan itu, ia mengutip pemikiran Bapak Proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno yang mengatakan bahwa desa adalah benteng pertahanan negara.

"Kebijakan pembangunan desa harus menitikberatkan pada pemberdayaan desa. Jika desa kuat, Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri," kata ketua umum PA GMNI.

"Indonesia yang maju berdaulat adalah Indonesia yang bertumpu pada desa yang kuat," ujar dia menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama, ketua panitia kongres, Karyono Wibowo menerangkan pengurus PA GMNI telah menjadwalkan sejumlah sesi seminar, yang terbuka untuk umum dan terbatas hanya untuk internal anggota, jelang acara puncak di Bandung, Juni 2021.

Rangkaian seminar itu nantinya jadi bahan untuk menyusun rekomendasi yang akan disampaikan oleh para pengurus ke anggota saat Kongres PA GMNI IV tahun ini.

Baca: GMNI Soroti Kerusakan Jalan di Bangkalan

Sementara itu, terkait acara kongres, Karyono menerangkan kegiatan akan berlangsung pada Juni, yang menurut dia adalah bulannya Bung Karno -- panggilan populer Soekarno.

"Kongres diselenggarakan bertepatan dengan bulan Bung Karno, Bulan Juni, lahirnya Soekarno, lahirnya Pancasila, dan wafatnya Soekarno pada 21 Juni," kata Karyono.

Oleh karena itu, ia menyebut, acara kongres rencananya ditutup dengan napak tilas sejarah Bung Karno di Bandung, serta ziarah kubur ke makam Marhaen, tokoh yang menginspirasi terbentuknya GMNI, serta ke kuburan para pendiri GMNI.

"Saya ingin mengajak seluruh alumni GMNI mari kita sukseskan perhelatan kongres keempat agar dapat menghasilkan keputusan kongres yang bermanfaat tidak hanya bagi organisasi, tetapi juga bangsa dan negara," kata Karyono ke para alumni GMNI.

Quote