Ikuti Kami

Jokowi Diminta Perhatikan Manuver Menteri Terkait Ekonomi

Banyak persoalan sekarang Kemenko lewat Kemenperin mencabut wewenang Kemendag.

Jokowi Diminta Perhatikan Manuver Menteri Terkait Ekonomi
Ilustrasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonoman Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (sumber: bizlaw.id)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto mengingatkan Presiden Jokowi agar memperhatikan manuver para menterinya terutama yang berkaitan dengan sektor ekonomi.

Baca: Sebut JIS Mahakarya, Anies Fokus Kampanye Pilpres 2024 

Darmadi mencontohkan salah satu kewenangan kementerian ada yang di-bypass kementerian tertentu.

“Banyak persoalan sekarang Kemenko lewat Kemenperin mencabut wewenang Kemendag. Misalnya, lahirnya Permenperin 8/2020 soal tata kelola minyak goreng,” kata Politikus PDI Perjuangan itu kepada wartawan, baru-baru ini.

Bahkan, lanjut dia, tidak tertutup kemungkinan kewenangan yang dimiliki Kemendag akan terus dipreteli dengan berbagai manuver.

“Ke depan akan lebih banyak lagi rencana Kemenperin lewat Kemenko yang merencanakan pengurangan wewenang Kemendag. Presiden harus jeli memantau ini,” tegas Bendahara Megawati Institute itu.

Menurut Darmadi, upaya mempreteli kewenangan yang dimiliki Kemendag cukup mudah untuk dianalisa.

Misalnya, kata dia, hal-hal yang berkaitan dengan persoalan Pertimbangan Produk Secara Teknis (Pertek) yang mulai akan diterapkan untuk beberapa produk terutama produk-produk elektronik.

Kemenperin sedang uji coba terhadap Pertek tersebut. 

Baca: Wabup Asmat Minta Pemprov Lebih Terbuka Soal Dana Otsus

“Lewat kebijakan pertimbangan teknis yang lagi digarap untuk beberapa puluh produk yang harus lewat pemberian Pertek. Kemenperin, dulunya pelaku usaha bisa mengajukan persetujuan impor produk tanpa pertek. Ke depan diduga banyak produk akan disyaratkan Pertek,” ungkapnya.

Darmadi menduga skema pertek yang dikendalikan Kemenperin tak lebih sebagai siasat untuk menciptakan pengaturan berbagai macam produk melalui skema kuota.

“Dengan demikian, ujung-ujungnya pengaturan kuota. Padahal pengaturan kuota hanya akan menciptakan banyak kolusi,” sindirnya. Dilansir dari fajarcoid.

Quote