Ikuti Kami

Keberanian Kader-Kader PDI Perjuangan Tolak Timnas Israel Bukan Politik Elektoral

Mereka sudah digembleng dalam Sekolah Politik untuk kesadaran ideologi dan kesadaran geopolitik.

Keberanian Kader-Kader PDI Perjuangan Tolak Timnas Israel Bukan Politik Elektoral
Ilustrasi. Gubernur Bali yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Mess Sekolah Partai di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Penentangan kehadiran tim Israel oleh kader-kader PDI Perjuangan seperti Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah bukan pernyataan politik elektoral tapi sebuah kesadaran sejarah. 

Baca: Sekjen Hasto: FIFA Standar Ganda, Berani Hukum Rusia Tapi Takut Sama Israel

"Mereka sudah digembleng dalam Sekolah Politik untuk kesadaran ideologi dan kesadaran geopolitik. Mereka tumbuh dalam alam kesadaran Bung Karno dalam melihat geopolitik dunia," ujar Politisi PDI Perjuangan, Anton DH Nugrahanto, dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/3).

Bahkan, lanjutnya, khusus Gubernur Bali Wayan Koster selain kesadaran ideologi langkah penolakan timnas Israel didasari pada langkah maksimum mengamankan Bali dari serangan teroris. Dimana kita ingat peristiwa Pembantaian Olimpiade Munich 1972 yang ditujukan pada atlet-atlet Israel.

Bali yang masih trauma atas bom bali 2002 tak ingin kehadiran tim Israel menjadi alasan pembenaran dilakukan serangan teroris. Jadi langkah Wayan Koster yang kini dirujak habis oleh netizen adalah langkah antisipasi menyelamatkan rakyat Bali dari kemungkinan serangan teroris.

Menurutnya, justru kader-kader PDI Perjuangan berani mengambil resiko elektoral demi kesadaran sejarah atas komitmen politik yang diambil Bung Karno.

Seperti diketahui, situasi di Israel sendiri semakin buruk. Menguatnya sayap kanan Israel semakin memperluas wilayah jajahan, anak-anak digebuki, orang-orang yang ingin sholat di Masjidil Aqsa diawasi ketat, pengurungan atas Gaza masih berlangsung sampai detik ini.

Bahkan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyatakan "Palestina tak pernah ada" ini statemen langsung bahwa penjajahan Israel terhadap Palestina semakin brutal.

Kesadaran penolakan terhadap penjajahan Israel sekarang melemah bahkan ada yang berpendapat "kan Arab Saudi, Bahrain, Maroko, UEA" Justru pada soal soal prinsip bila kita kukuh maka Indonesia akan dihormati negara-negara besar di dunia. Seharusnya sudah menjadi tugas Indonesia merintis geopolitik Internasional seperti di Timur Tengah selayaknya apa yang dilakukan RRC pada Arab Saudi dan Iran tapi apa daya persoalan ribut-ribut politik di dalam negeri sangat kuat sehingga mengurangi peran Indonesia di dunia internasional.

Anton menjelaskan apa yang dilakukan PDI Perjuangan justru mendukung Jokowi untuk menjaga kehormatan bangsa lewat olahraga dan kenapa PDI Perjuangan tidak mengeluarkan sikap resmi melalui DPP karena PDI Perjuangan tidak mau dibentur-benturkan antara PDI Perjuangan dan Jokowi oleh kelompok oportunis. 

Baca: PDI Perjuangan Lobi Presiden Jokowi Tolak Timnas Israel Sejak Agustus 2022

"Justru yang salah adalah kepemimpinan PSSI sebelum Eric Thohir yang tidak menyampaikan kemungkinan Israel hadir dalam perhelatan FIFA U20," tandasnya.

Dalam beragam pro kontra itu, Anton menambahkan justru menaruh hormat pada Koster, Ganjar, Said Abdullah, Ono Surono, dan Adi Sutarwiyono, Gus Ipin Bupati Trenggalek. "Keberanian merekalah yang justru akan membangunkan kesadaran sejarah dan pentingnya olah raga yang tidak boleh menafikan kemanusiaan," pungkasnya.

Quote