Ikuti Kami

Kenneth Blusukan Berikan Bantuan di Jakarta Barat

Hal ini dilakukannya sebagai upaya membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan stunting.

Kenneth Blusukan Berikan Bantuan di Jakarta Barat
Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth berikan bantuan untuk balita yang mengalami gizi buruk di daerah pemilihannya, yaitu Kecamatan Taman Sari, Grogol Petamburan, Palmerah, Kebon Jeruk dan Kembangan, Jakarta Barat. 

Hal ini dilakukannya sebagai upaya membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan stunting.

"Saya pada siang hari ini berkeliling mengunjungi sejumlah anak yang mengalami gizi buruk, yang saya mulai di daerah pemilihan saya di wilayah Jakarta Barat seperti di Kecamatan Grogol Petamburan, Taman Sari, Palmerah, Kebon Jeruk dan Kembangan dahulu. Saya berniat mendatangi lima kecamatan untuk langsung memberikan bantuan kepada balita yang menderita stunting, data yang saya dapat berdasarkan data dari puskesmas kelurahan," kata Kenneth dalam keterangan tertulis, Kamis (6/4).

Anggota DPRD DKI yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan DKI Jakarta ini menyebutkan bantuan yang diberikan untuk balita stunting tersebut menggunakan gaji pribadinya sebagai anggota dewan. 

Baca: Dewi Aryani Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Masyarakat Tegal

Adapun bantuan yang diberikan adalah berupa beras 5 kg, telor, biskuit, sarden, dan susu UHT untuk balita yang derita kekurangan gizi.

Selain itu, pria yang kerap dipanggil Kent ini menambahkan kegiatan terjun ke lapangan untuk khusus memperhatikan balita yang terkena stunting adalah adalah arahan dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Di mana saat ini Megawati tengah fokus dengan permasalahan stunting di Indonesia.

"Sesuai perintah Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri, semua kader PDI Perjuangan harus turun dan peduli kepada masyarakat, terutama kepada balita-balita yang menderita gizi buruk. Saya sebagai kader harus peka dan sensitif terhadap masalah stunting ini. Karena hal tersebutlah maka Saya hadir melakukan aksi nyata dengan memberikan bantuan terhadap balita yang terkena stunting ini dan saya juga berusaha menterjemahkan apa yang menjadi perhatian dari Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri, yaitu penanggulangan terhadap permasalahan stunting" tegas Kenneth.

Perlu diketahui, saat ini angka stunting masih sekitar 21,52%. Anka tersebut hanya turun 2,9% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 24,4%. Karena itu, untuk mencapai target 14% di tahun 2024 perlu ada upaya percepatan yang perlu didukung berbagai pihak.

"Penanggulangan masalah stunting ini harus dilakukan semua pihak secara gotong royong, semua pihak harus terlibat dalam mewujudkan pengentasannya. Dan saat ini, Pemerintah menjadikan stunting sebagai salah satu program prioritas, karena ini menyangkut soal sumber daya manusia ke depan," jelas Kenneth.

Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu juga berharap, dengan adanya dukungan semua pihak, angka stunting di Jakarta dapat menurun

"Dengan dukungan semua pihak, harapan saya angka stunting di Jakarta pada umumnya bisa ditekan," pungkasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Ibu Kota sebesar 14,8% pada tahun lalu. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting terendah kedua di Indonesia pada 2022.

Artinya, DKI Jakarta mampu memangkas angka balita stunting sebesar 2 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 16,8%.

Baca: Ganjar: Sugeng Rawuh Bapak Presiden Jokowi di Solo

Angka stunting di Ibu Kota berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Ini mengindikasikan bahwa stunting di DKI Jakarta masih tergolong rendah. Berdasarkan wilayahnya, terdapat 3 kota di atas rata-rata prevalensi balita stunting DKI Jakarta. Sisanya, 3 kota lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.

Kepulauan Seribu merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di DKI Jakarta pada SSGI 2022, yakni mencapai 20,5%. Angka ini naik 1,2 poin dari 2021 yang sebesar 19,3%.

Kota Jakarta Utara menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di DKI Jakarta sebesar 18,5%. Posisinya diikuti oleh Kota Jakarta Barat dengan prevalensi balita stunting 15,2%. Di sisi lain, prevalensi balita stunting terendah di ibu kota berada di Kota Jakarta Selatan yakni 11,9%.

Quote