Ikuti Kami

Krisantus: 700 Lebih Menara BTS di Kalbar Harus Diawasi

Pengawasan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) baru merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

Krisantus: 700 Lebih Menara BTS di Kalbar Harus Diawasi
Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan. (istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan meminta pemerintah daerah bersama dinas kominfo mengawasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan ekosistem digital di seluruh Indonesia.

Baca: Puan Harap G20 Perkecil Perbedaan Antar Negara Lewat Dialog

“Pengawasan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) baru merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Tujuannya juga supaya niat baik pemerintah pusat, benar-benar dapat memberikan manfaat ke masyarakat, khususnya wilayah 3 T (terluar, terjauh dan terpencil),” ucapnya.

Menurut dia, masyarakat Indonesia termasuk Kalbar pernah menghadapi masa pandemi COVID-19, yang sudah landai sekarang. Namun persoalan lain khususnya di Kalbar adalah jaringan telekomunikasi.

“Padahal telekomunikasi untuk menunjang pendidikan, mendekatkan akses masyarakat dan telekomunikasi sudah menjadi urat nadi perekonomian dan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia,” katannya.

Pemerintah Ri melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Komisi I DPR RI pada tahun 2021 pernah menyetujui anggaran sebanyak 4.200 titik BTS. Kemudian pada tahun 2022 ini, ada sebanyak 4.019 titik di seluruh Indonesia. “Kalau tidak salah ya, angkanya berkisar demikian,” ucapnya

Dia menambahkan bahwa titik-titik BTS tersebut tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tentunya memprioritaskan daerah-daerah yang memang blank spot, belum punya sinyal internet, dan belum sinyal telekomunikasi.

Di Kalbar, diperkirakan ada sebanyak 721 titik menara BTS. Untuk Kabupaten Sanggau angkanya diperkirakan mencapai 86 titik. Titik tersebut bertujuan untuk memperoleh jaringan atau sinyal telekomunkasi.

“Saya percaya, kalau dipasang 721 titik tersebut, tentunya sedikit sekali daerah yang akan terkena dampak blank spot. Sebab, ratusan titik BTS tersebut saling menguatkan. Antara titik satu dengan titik lain, sambung menyambung,” ucapnya.

Tujuan pembangunan titik BTS juga sebagai penunjang program pemerintah tentang ASO (Analog Switch Off). Artinya peralihan dari televisi analog ke televisi digital. Target pemerintah pada tahun 2022 semua televisi sudah dapat menerima siaran digital. “Lebih jernih, bersih, canggih. Tidak ada lagi televisi analog,” ujarnya.

Baca: Teriakan 'Puan Presiden' di Korsel, Basarah: Spontanitas

Untuk masyarakat belum mampu, lanjutnya, pemerintah menyiapkan Set Top Box (STB). Jujmlahnya diperkirakan mencapai angka 8 juta. “Jumlah itu, sudah dihitung. Sudah disurvei. Ada sekitar 8 juta penduduk kita yang belum memiliki televisi layar datar. Itu perlu ditambah alat yang namanya STB,” jelasnya.

Penerima siaran televisi analog tidak melulu harus memiliki televisi layar datar. Bagi warga yang masih menggunakan televisi tabung, pemerintah akan bantu STB. Sehingga masyarakat apat menerima siaran televisi digital. “Tetap jernih dan bagus, meski memakai tv tabung,” pungkasnya.

 

Kontributor: yogen sogen.

Quote