Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, menilai Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, harus bertanggung jawab atas keputusan-keputusan strategis yang berujung pada kegagalan timnas Indonesia untuk berlaga pada Piala Dunia 2026.
MY Esti menyampaikan bahwa Komisi X DPR RI akan segera memanggil Erick Thohir untuk memberikan penjelasan terkait arah kebijakan sepak bola nasional dan alasan di balik pergantian pelatih timnas yang dinilai tidak tepat.
“Dulu waktu Pak Erick masih murni Ketua PSSI, kami sudah menanyakan soal pelatih. Saat itu beliau menyebut Patrick sebagai pilihan terbaik, hasil dari kalkulasi matang, bahkan dengan dukungan naturalisasi. Tapi sekarang hasilnya gagal total. Jadi, beliau harus bertanggung jawab,” tegas Esti.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Esti mengaku bukan pengamat sepak bola, namun ia memahami betul kekecewaan besar masyarakat atas kegagalan timnas di level internasional. Harapan yang begitu tinggi untuk melihat Indonesia tampil di panggung dunia, kata dia, kini berubah menjadi rasa kecewa yang mendalam.
“Kekecewaan masyarakat itu sangat terasa. Saya sendiri jarang mengikuti sepak bola, kecuali PSS Sleman. Tapi untuk level nasional, semua berharap timnas bisa lolos ke Piala Dunia. Tiba-tiba gagal, dan ini jelas bukan sekadar takdir,” ujarnya.
Menurut Esti, kegagalan tersebut menunjukkan adanya kesalahan dalam pengambilan kebijakan di tubuh PSSI, terutama dalam keputusan mengganti pelatih Shin Tae-yong, yang sebelumnya dianggap berhasil mengangkat performa timnas.
“Ada yang salah. Pelatih yang sedang berprestasi malah diberhentikan, dan alasannya hanya karena sudah dihitung akan lebih baik. Faktanya tidak,” katanya menegaskan.
Esti menjelaskan, kini dengan Erick Thohir merangkap jabatan sebagai Menpora dan Ketua PSSI, Komisi X DPR RI memiliki ruang yang lebih jelas untuk meminta pertanggungjawaban secara langsung.
“Kalau dulu saat beliau hanya Ketua PSSI, kami tidak bisa langsung memanggil karena harus melalui Kemenpora. Tapi sekarang beliau Menpora sekaligus Ketua PSSI, jadi bisa kami panggil langsung untuk menjelaskan semuanya,” ujar Esti.
Pemanggilan itu, lanjutnya, tidak hanya untuk membahas hasil timnas di kualifikasi Piala Dunia, tetapi juga menyangkut mekanisme pembinaan atlet muda, tata kelola federasi, dan arah kebijakan olahraga nasional ke depan.
“Kami akan tanya detail. Ini bukan sekadar kalah, tapi menyangkut arah pembinaan sepak bola Indonesia. Jangan sampai semangat besar publik justru padam karena salah urus,” ucapnya.
Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu
Esti menegaskan bahwa sikap kritis DPR bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk mendorong evaluasi menyeluruh demi memperbaiki sistem olahraga Indonesia, khususnya sepak bola. Ia berharap momentum ini bisa menjadi titik balik pembenahan tata kelola olahraga nasional.
“Kami ingin sepak bola Indonesia maju. Tapi kalau sistemnya masih salah, keputusan masih tertutup, dan kebijakan tidak berpihak pada prestasi, maka hasilnya akan tetap seperti ini,” tegas Esti.
Kegagalan timnas menjadi pelajaran berharga bahwa prestasi olahraga tidak bisa dibangun hanya dengan popularitas atau strategi instan, melainkan dengan perencanaan matang, pembinaan jangka panjang, dan akuntabilitas tinggi dari semua pemangku kebijakan.
Komisi X DPR RI, melalui My Esti Wijayati, menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan olahraga nasional agar berjalan transparan, profesional, dan berpihak pada kemajuan anak bangsa.