Ikuti Kami

MY Esti Pertanyakan Rendahnya Serapan Anggaran Perpusnas

Rendahnya penyerapan anggaran dana alokasi khusus (DAK) Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, yang sampai bulan November masih 46 persen.

MY Esti Pertanyakan Rendahnya Serapan Anggaran Perpusnas
Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati mempertanyakan rendahnya penyerapan anggaran dana alokasi khusus (DAK) Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, yang sampai bulan November masih 46 persen.

 Disampaikan Esti, 2021 merupakan tahun kedua Perpusnas RI mendapat DAK , dimana besarannya di tahun ini hampir sama dengan APBN hasil recofusing untuk Perpusnas RI yakni sebesar Rp566 miliar lebih.

“APBN Perpustakaan Nasional RI penyerapannya memang sudah di atas 90 persen per November kemarin. Nah, persoalannya, anggaran yang dari DAK ini penyerapanya baru sekitar 46 persen. Sebenarnya apa kendala atau permasalahan apa yang ditemui dalam penyerapan DAK Perpusnas RI ini,” tanya Esti dalam RDP Komisi X DPR RI dengan Perpusnas RI, di ruang rapat Komisi X DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (2/12).

Baca: MY Esti Apresiasi Ormas Lawan Intoleransi di Bekasi

Jika kendala tersebut disebabkan karena ketidaktahuan daerah akan adanya berbagai program Perpusnas RI yang dianggarkan lewat DAK tersebut, maka Politisi dari fraksi PDI Perjuangan ini menegaskan Komisi X pasti akan membantunya.

Komisi X DPR RI akan mengkomunikasikannya dengan kabupaten/kota agar serapan dan capaian dari anggaran DAK Perpusnas RI bisa maksimal. 

“Tidak sekedar serapan, tapi bagaimana target-target perpustakaan Nasional ini bisa tercapai dengan tambahan anggaran dari DAK itu,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, legislator dapil D.I.Yogyakarta ini mengapresiasi kemajuan dalam pengelolaan Perpustakaan nasional RI. Seperti adanya layanan live chat yang konon menurut laporan mendapat respon yang cukup besar dari pengguna.

Baca: My Esti: Semua Pihak Bungkam Akan Pembantaian di Poso!

 Meskipun belum diketahui apakah respon tersebut isinya berupa apresiasi atau malah menghujat atau mengritisi. Namun  apapun itu, dengan respon yang hingga ratusan ribu itu merupakan sebuah prestasi, dan sebuah hasil dari metode yang cukup menarik.

“Alangkah baiknya, live chat itu juga dilakukan di daerah-daerah yang memiliki perpustakaan kecil. Kalau memang perlu kita support, kita support. Toh dalam DAK fisik dan dana dekonsentrasi nya juga memungkinkan untuk itu,” ungkap Esti.

Quote