Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, Ni Luh Arini, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram lebih gencar sosialisasikan pencegahan stunting.
Dorongan ini disampaikan menyusul masih tingginya angka stunting di Kota Mataram yang per Mei 2025 tercatat mencapai 7,6 persen.
"Padahal, menurut Arini, pemerintah telah menargetkan penurunan angka stunting hingga menyentuh 5 persen pada akhir tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, ia menilai diperlukan upaya yang lebih intensif, khususnya dalam hal edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
“Sosialisasi tidak hanya sampai di tingkat kecamatan, tetapi harus menyentuh hingga kelurahan bahkan RT,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut, Selasa, 6 Agustus 2025.
Ia menekankan pentingnya peran kader Posyandu dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, terutama mengenai penyebab dan dampak dari stunting. Namun demikian, Arini juga menyoroti masih minimnya insentif yang diterima oleh para kader. Menurutnya, hal tersebut dapat memengaruhi semangat dan kinerja kader di lapangan.
“Kalau diintensifkan, saya yakin target stunting 5 persen di akhir Desember ini bisa tercapai. Tapi yang menjadi masalah adalah insentif kader Posyandu masih sangat minim,” tegasnya.
Lebih lanjut, Arini mengingatkan bahwa sosialisasi tentang stunting tidak hanya sebatas pada definisinya semata, melainkan juga harus menyentuh faktor-faktor pemicunya. Ia mencontohkan, seperti praktik pernikahan dini, kurangnya asupan gizi seimbang, serta kondisi ekonomi keluarga.
“Stunting ini banyak terjadi di kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Jadi, faktor ekonomi juga sangat berpengaruh,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Ibu hamil yang tidak mendapat nutrisi cukup akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif 6 bulan berisiko kekurangan nutrisi penting. MPASI yang tidak seimbang dapat menyebabkan kekurangan zat besi, zinc, protein dan lain-lain.
Baca: Teknologi Kian Gerus Dunia Pekerjaan
Faktor sosial ekonomi juga sangat mempengaruhi terjadinya stunting. Seperti kurangnya akses keluarga pada makanan bergizi, layanan kesehatan, dan sanitasi. Begitu pula faktor pendidikan. Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan perawatan anak juga dapat memicu stunting.
Oleh karena itu, Arini mendorong agar ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang anak agar tidak terhambat.