Manado, Gesuri.id - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menekankan moderasi beragama harus dibumikan dalam alam Indonesia sebagai perinsip jalan tengah (ummatan wasathan) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Moderasi beragama menjadi rujukan ketika masyarakat menghadapi dinamika sosial.
''Dengan demikian moderasi beragama mengajarkan kepada kita agar dalam mengekpresikan keagamaan tetap mengutamakan keadilan, menghormati dan memahami realitas perbedaan di tengah masyarakat bhineka tunggal ika ini," kata Olly saat menutup pelaksanaan Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional (Konas) FKUB ke-VI di Graha Gubernuran, Kota Manado, Senin (22/11).
Baca: Olly Ingatkan Tiga Pilar PDI Perjuangan Sulut Untuk Solid
Ia memaparkan, moderasi beragama mempertemukan berbagai keragaman kultur, kondisi sosial, faktor ekonomi, politik maupun teologi.
Paradigma moderasi menekankan pada sikap seimbang dalam mengapresiasikan keyakinan keagamaan yaitu Tasamuh (toleransi), Ijtimaiyah (kebersamaan) dan Adalah (keadilan).
Moderasi beragama juga merupakan 1 dari 5 deklarasi Manado Torang samua Ciptaan Tuhan yang ditelurkan Konas FKUB.
Ikrar FKU, pertama, setia dan menjunjung tinggi tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kedua, memelihara kerukunan dan kerjasama untuk menciptakan suasana yang damai dengan prinsip persatuan yang berbhineka tunggal Ika.
Ketiga, mendukung program pemerintah dalam memelihara kerukunan.
Keempat, mewujudkan Indonesia rukun, aman dan nyaman.
Baca: Olly Letakan Batu Pertama Kantor DPC PDI Perjuangan Minut
Kelima, menjadikan moderasi beragama sebagai peta jalan pemeliharaan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Adapun, pelaksanaan Pekan Kerukunan da Konfrensi Nasional FKUB ke-VI diselenggarakan sejak 17 November 2019.
Berlangsung selama kurang lebih sepekan, kegiatan ini dibuka oleh Wapres RI, Ma'aruf Amin, Jumat (19/11).
Kegiatan ini dihadiri ribuan peserta merupakan para tokoh agama yang tergabung dalam FKUB Provinsi maupun kabupaten/kota.