Ikuti Kami

Perlu Hati-hati Dengan Istilah New Normal

Andreas: Karena Corona ini memang banyak sekali terminologi baru yang muncul.

Perlu Hati-hati Dengan Istilah New Normal
Ilustrasi. New Normal.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai penggunaan terminologi yang baru digunakan terkait Corona memang perlu lebih hati-hati. 

Baca: Presiden Jokowi Siap Kerahkan Aparat untuk Disiplinkan Warga

"Karena Corona ini memang banyak sekali terminologi baru yang muncul, baik yang bahasa asing maupun Indonesia, seperti lockdown, new normal, PSBB, yang bukan tidak mungkin dipahami salah atau dipelintir ke arah yang salah di masyarakat," imbuh dia, baru-baru ini. 

Andreas menyarankan terminologi yang muncul dari pemerintah seharusnya diikuti dengan pendefinisian standar. 

Ini, katanya, dapat memberikan pemahaman yang sama di masyarakat.

"Soal new normal pun demikian. Kalau semua hal yang terjadi selama pandemi dianggap sebagai new normal, tentu tidak tepat, berbahaya malah," kata Andreas.

Andreas dalam pernyataannya mengaku tak setuju jika pengangguran meluas juga dianggap new normal. Andreas menyebut new normal yang dimaksud pemerintah adalah cara hidup baru di tengah pandemi Covid-19.

Baca: Empat Arahan Presiden Soal Protokol Tatanan Normal Baru

"Tentu yang dimaksud dengan new normal ini adalah kebiasaan positif, soal menjaga kesehatan, gotong royong, kebersihan lingkungan, dan polusi yang berkurang atau pemanfaatan teknologi digital untuk efisiensi komunikasi," kata dia.

"Sementara dampak negatif, pengangguran, kemiskinan, utang, dan kesulitan ekonomi, tentu bukan new normal. Justru dampak Covid ini harus segera diatasi agar hidup kembali normal, bersama kenormalan positif yang muncul dari pandemi Covid-19," ucap Andreas.

Quote