Ikuti Kami

Pertemuan Jokowi-PA 212 Bukan untuk Kepentingan Elektoral

Basarah: Pertemuan Jokowi dan PA 212 Jangan Dianggap Kepentingan Elektoral

Pertemuan Jokowi-PA 212 Bukan untuk Kepentingan Elektoral
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah menanggapi  pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Istana Bogor, Minggu (22/4). Menurutnya pertemuan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan persatuan nasional bangsa Indonesia antara pemerintah dan kelompok ormas.

"Jadi saya melihatnya dalam spektrum kepentingan bangsa yang lebih besar, yaitu persatuan nasional bangsa Indonesia dalam hal ini adalah persatuan nasional antara pemerintah dan ulama," ucap Basarah, Rabu (25/4).

Baca: Bamusi: Silaturahmi Presiden dan PA 212 Perkuat Persatuan

Lebih lanjut Basarah menegaskan bahwa pertemuan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Menurutnya, Jokowi menerima PA 212 sesuai dengan kapasitasnya sebagai Presiden RI yang sah.

"Jadi jangan dipersempit pertemuan yang baik itu, hanya untuk semata-mata kepentingan elektoral," tegas politisi PDI Perjuangan ini.

Menurutnya, banyak orang yang terjebak dan mengaitkan segala sesuatunya dengan hal-hal yang bersifat elektoral politik padahal ada hal lain yang jauh lebih besar dari sekedar urusan elektoral.

"Harusnya kita semua melihat pertemuan-pertemuan semacam ini dalam perspektif yang lebih besar, yaitu meletakkan kepentingan bangsa bukan sekedar kepentingan elektoral bagi siapa pun," ucap Basarah.

Terkait adanya tudingan miring yang mengatakan bahwa pertemuan Jokowi dengan PA 212 beberapa waktu lalu sebagai bentuk ketakutannya kehilangan suara dukungan, Basarah dengan tegas mengatakan pemikiran semacam itu sangat picik.

Menurutnya pihak-pihak yang memiliki pendapat seperti itu adalah orang-orang yang takut kepentingannya terganggu.

"Justru orang-orang yang berpikiran seperti itulah yang tidak ingin Indonesia bersatu, rukun, damai, tidak ingin melihat bangsa ini melalui pemerintahnya terus menyelenggarakan pembangunan nasional demi kepentingan rakyat," tegas orang yang kerap dijuluki Profesor Pancasila ini.

Quote