Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan bahwa peringatan ke-25 tahun (silver jubilee) Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau Parliamentary Union of the OIC (PUIC) sebagai momentum memperkuat hubungan antarparlemen negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
"Silver Jubilee PUIC 2025 ini, dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk membangun dan memperkuat hubungan antarparlemen negara anggota OKI dalam wujud kerja bersama menghadapi tantangan kita bersama yang ke depannya akan semakin berat," kata Puan.
Hal itu diutarakannya saat menyampaikan pidato dalam acara inagurasi pembukaan Konferensi Ke-19 PUIC di Gedung DPR RI, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5) malam.
Dia lantas menyebut momentum pembukaan Konferensi Ke-19 PUIC di Gedung DPR RI malam ini mengingatkan akan penyelenggaraan Conference of the New Emerging Forces (CONEFO) yang diinisiasi Presiden Pertama RI Soekarno sebagai simbol semangat bersama negara berkembang saat itu, untuk membangun tata dunia yang lebih baik.
Dia lantas mengingatkan pula bahwa 25 tahun yang lalu saat pembentukan PUIC tahun 1999, parlemen negara-negara anggota OKI memiliki harapan besar bahwa rakyat di dunia Islam akan dapat hidup lebih baik, memiliki peradaban kemajuan dalam kehidupan rakyat.
Saat Konferensi Ke-19 PUIC kali ini, lanjut dia, masih banyak pekerjaan bersama untuk dapat membangun tatanan dunia yang diharapkan dapat memberikan jalan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.
Di antaranya, masalah kesejahteraan, kesenjangan ekonomi, pangan, globalisasi nilai dan budaya, literasi kemajuan teknologi, perubahan iklim, peran dan pemberdayaan perempuan, kemerdekaan palestina, konflik geo-politik, konflik geo-ekonomi, dan berbagai permasalahan lainnya.
"Inilah tantangan yang kita hadapi bersama, saat kita sedang merayakan Silver Jubilee PUIC di Jakarta tahun 2025 ini," katanya.
Untuk itu, dia memandang PUIC perlu memiliki komitmen, kebersamaan, dan solidaritas yang semakin kuat sehingga dapat ikut mengambil posisi dan mempengaruhi tatanan dunia yang lebih baik.
"Kita tidak dapat membiarkan tatanan dunia berkembang secara alamiah, membiarkan persaingan kekuatan politik dan ekonomi menentukan segalanya," ucapnya.
Menurut dia, parlemen negara anggota PUIC dapat ikut berkontribusi dalam membangun tatanan dunia dengan sikap yang menunjukan kebersamaan dan solidaritas PUIC dalam mengambil posisi di berbagai forum internasional, perjanjian internasional, lembaga global, dan konsensus politik.
"PUIC memiliki anggota 54 negara, suatu kekuatan yang tentu tidak dapat diabaikan apabila kita solid," tuturnya.
Dia pun mengingatkan agar PUIC memiliki agenda kerja bersama yang konkret sehingga pertemuan-pertemuan dalam sidang PUIC akan memiliki arti dalam membangun kemajuan peradaban tatanan dunia yang lebih baik, baik dalam menyikapi konflik geopolitik, geoekonomi, perang dagang, perjuangan Palestina, generasi muda, pangan, energi, perubahan iklim, kesehatan, dan lainnya.
"Oleh karena itulah, agenda bersama PUIC ke depan menjadi sangat strategis dan penting untuk kita bicarakan melalui sidang-sidang PUIC untuk dapat menghasilkan deklarasi dan resolusi," kata dia.
Konferensi Ke-19 PUIC digelar di Gedung DPR RI, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta pada 12-15 Mei 2025 dengan tema Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience.
Konferensi Ke-19 PUIC yang bertepatan dengan peringatan ke-25 tahun (silver jubilee) PUIC sejak didirikan pada 1999 itu akan dihadiri oleh 450 delegasi parlemen negara-negara OKI dari 38 negara, termasuk 10 negara observer.