Ikuti Kami

Rahmad Dorong Penelitian Dalam Negeri Terkait Pelabelan BPA

Sehingga pertimbangan yang digunakan dalam membuat satu kebijakan lebih tepat sasaran.

Rahmad Dorong Penelitian Dalam Negeri Terkait Pelabelan BPA
Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo.

Jakarta, Gesuri.id - DPR RI mendorong BPOM melakukan penelitian lebih lanjut di dalam negeri terkait rencana pelabelan BPA di galon air minum.

Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo menyatakan, BPOM harus gelar penelitian dengan komprehensif di dalam negeri, dengan melibatkan stakeholder sebanyak mungkin termasuk yang berbeda pendapat, sehingga pertimbangan yang digunakan dalam membuat satu kebijakan lebih tepat sasaran.

Menurutnya, hal itu tak hanya penelitian dari luar negeri yang dijadikan acuan, tapi juga penelitian dari dalam negeri dengan melibatkan pakar, Dokter, akademisi, LSM, dan pemangku kepentingan lain.

Baca: Rahmad Dorong Penelitian Komprehensif Terkait Pelabelan BPA

“Jika memang BPA ada kaitan langsung dan terbukti secara konsensus ilmiah dengan penyakit tertentu maka aturan itu silahkan dibuat, namun jika tidak ada kaitannya, tak perlu disimpulkan atau dikait-kaitkan,” kata Rahmad dalam keterangan resminya, Sabtu (24/9).

Rahmad mengimbau perlunya dilakukan penelitian yang komprehensif sebab persoalan pelabelan BPA tak hanya berdampak pada industri dan bisnis, namun juga lingkungan berupa peningkatan sampah plastik.

Sementara itu, Peneliti Ecoton , Rafika Aprilianti menuturkan, penggunaan galon sekali pakai rentan menambah tumpukan sampah. Apalagi kesadaran mengelola sampah di Indonesia masih sangat rendah.

”Namanya juga sekali pakai, tentu akan menumpuk di lingkungan. Belum tentu semua orang juga sadar untuk melakukan re-cycle. Di Indonesia, faktanya banyak sekali tumpukan sampah plastik liar di sungai dan berakhir di laut. Apalagi kemasan sekali pakai untuk air mineral itu banyak banget,” tandasnya.

Rafika menjelaskan, dari sisi keberpihakan pada lingkungan, galon guna ulang tentu lebih disarankan penggunaannya. Apalagi galon tersebut mengandung struktur plastik lebih tebal dan komposisi bahannya juga lebih baik dibandingkan galon air mineral sekali pakai.

Baca: Ono Surono Kritik BPOM Terkait Rencana Aturan Baru AMDK

”Kandungan mikroplastik di galon sekali pakai juga lebih banyak. Susunan plastiknya biasanya menggunakan PET yang sangat tipis. Kalau terkena panas kira-kira di atas 75 derajat bisa meleleh dan melepaskan senyawa racun plastik dan menempel di air,” terangnya.

Plastik memiliki senyawa racun yang salah satu diantaranya Phthalate yang efeknya bisa mengganggu keseimbangan hormon manusia.

“Phthalate memiliki senyawa kimia yang hampir mirip dengan estrogen namun dalam bentuk sintetik. Sehingga jika terlalu banyak Phthalate di dalam tubuh bisa menyebabkan penuaan dini, kemudian mempercepat terjadinya menstruasi pada anak-anak perempuan dan manapouse pada perempuan dewasa. Sedangkan pada laki-laki, kandungan Phthalate dalam tubuh bisa menyebabkan sperma menjadi lambat diproduksi dan tidak sehat,” pungkas Rafika.

Quote